Deretan 4 Mantan KSAD, Karir Cemerlang Jadi Panglima TNI
- Website Alchetron
VIVA – Pemilihan seorang Panglima Tentara Nasional Indonesia melewati proses yang tidak mudah dan tidak semua prajurit yang sudah berada di posisi tertinggi tiap matra dapat dipastikan menjadi seorang Panglima TNI.
Hal ini bisa terlihat dari 32 prajurit yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hanya empat diantaranya yang memiliki karir cemerlang hingga menjadi seorang Panglima TNI.
Berikut 4 mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang menjadi Panglima TNI:
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto
Mantan KSAD ke-22 ini pernah menjabat sebagai Panglima TNI saat di bawah kepemimpinan Presiden Megawati. Pria kelahiran 1947 sempat menuai kontroversi saat menjabat sebagai Panglima TNI ke-14.
Pada saat itu ia mengundurkan diri dari jabatannya karena faktor usia, reorganisasi di lingkungan TNI, dan pengganti Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan yang menjabat pada waktu itu.
Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso
Karir pria asal Surakarta mulai melonjak saat menjabat sebagai Panglima Komando Keamanan tahun 2002 hingga 2003 yang mampu meredam konflik di Maluku. Puncak karirnya mulai gemilang di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Djoko dilantik menjadi KSAD ke-24 pada tahun 2005 sampai 2007. Setelah itu Djoko juga dilantik menjadi Panglima TNI ke-16 dan memegang jabatan tertinggi di TNI itu selama tiga tahun.
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Nama mantan jenderal satu ini tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat. Karena saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan sering tampil di publik. Ternyata Moeldoko pernah menjabat KSAD ke-28, namun jabatan itu dipegangnya hanya selama beberapa bulan saja.
Karena hal itu Moeldoko yang menjabat sebagai Panglima TNI ke-18, menjadi satu-satunya KSAD dengan kurun waktu kepemimpinan paling singkat dalam sejarah militer Indonesia.
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo
Pria kelahiran Tegal 1960 menjabat sebagai KSAD ke-30 di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2014 hingga 2015. Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo mengajukan nama Gatot Nurmantyo sebagai pengganti Moeldoko yang memasuki masa pensiunnya.