Kapal Perang Sangar TNI AU, Panghancur Bajak Laut Teluk Berhala
- TNI AL
VIVA – Perkembangan Alat Utama Sistem Senjata atau Alutsista milik Indonesia setiap tahunnya mengalami perkembangan yang signifikan. Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah anggaran belanja alat perang dari luar negeri.
Salah satu kapal perang buatan dalam negeri adalah KRI Bintuni 520. Kapal perang jenis Landing Ship Tank pertama buatan industri perkapalan dalam negeri ini diproduksi PT. Daya Radar Utama unit Lampung.
Berdasarkan informasi yang himpun VIVA Militer dari akun resmi TNI AU, Sabtu 2 Mei 2020, baja hulu atau lambung kapal KRI Bintuni 520 diproduksi khusus oleh PT Krakatau Steel. Kemampuan berlayar yang dimiliki kapal ini adalah selama 20 hari dengan jarak jelajah 13.334 kilometer.
KRI Bintuni 520 diketahui sudah berlayar sejak Juni 2015 lalu. Kapal perang ini berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya. Selain itu, jenis kapal ini adalah sebagai pendarat tank.
Meski besar, ternyata KRI Bintuni 520 dapat mendarat di pantai. Kapal ini juga dirancang untuk mengangkut 10 Main Battle Tank (MBT) berjenis Leopard dan 14 tank BMP-3F milik marinir. Selain digunakan untuk alat operasi militer, KRI Bintuni 520 juga bisa digunakan dalam operasi amfibi untuk bantuan bencana alam, operasi sosial, dan kesehatan.
Daya angkut yang dimiliki KRI Bintuni 520 sebanyak 476 orang termasuk kru kapal dan personelnya. Selain itu, kapal ini juga memiliki daya untuk mengangkut 10 unit jeep atau angkut personel.
Memiliki kapasitas besar, KRI Bintuni 520 juga mampu mengangkut 4 unit LCVP (Landing Craft Vehicle Pernsonal) dan 2 unit helikopter. Nama Bintuni sendiri diambil dari nama teluk di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Penghancur Bajak Laut Teluk Berhala
Ada sebuah kisah heroik yang pernah ditorehkan KRI Teluk Bintuni. Mereka pernah menghancurkan bajak laut yang merompak kapal di Selat Berhala, Kepulauan Riau.
Peristiwa itu terjadi pada Januari 2018, ketika itu KRI Teluk Bintuni sedang
dalam perjalanan dari Jakarta menuju Selat Berhala mengangkut 568 prajurit Marinir yang akan menggelar latihan Pendaratan Khusus Pasmar.
Namun, KRI mendapatkan kontak dari Nahkoda Tug Boat Dabo 105, mereka menginformasikan bahwa dua orang tak dikenal menaiki kapal yang sedang berlayar. Kedua orang itu ternyata bajak laut yang ingin merompak kapal itu.
Seketika itu juga KRI Teluk Bintuni menuju ke lokasi dan langsung mengerahkan pasukan mengepung Tuga Boat Dabo dengan menggunakan speedboat.
Tak memakan waktu lama, bajak laut berhasil dilumpuhkan, dua orang ditangkap dan yang lainnya melarikan diri. Para bajak laut itu merompak kapal dengan berbekal senjata tajam.