Militer China dan Amerika Memanas Dekat Laut Natuna, RI Siaga

VIVA Militer: Indonesia Coast Guard
Sumber :
  • Bakamla

VIVA – Situasi di Laut China Selatan semakin memanas, ketegangan meningkat usai militer Amerika Serikat mengerahkan kapal-kapal perang mereka ke wilayah itu.

Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis ala Prabowo, TNI AL Siapkan 10 Dapur Umum

Yang terbaru, Angkatan Laut dan Udara China memukul mundur USS Barry milik Amerika. Kapal perusak nuklir itu dikejar karena secara sengaja menerobos masuk ke wilayah teritorial China di sekitar perairan Pulau Xisha.

Militer China menyebut perbuatan Amerika Serikat itu sengaja dilakukan untuk memprovokasi.

Panglima TNI: Oknum Prajurit Penembak Bos Rental Mobil di Rest Area Merak-Tangerang Sudah Diamankan

Sebenarnya USS Barry awalnya bukan dikerahkan untuk menerobos wilayah China. USS Barry bersama USS Bunker Hill, USS America gentayangan di Laut China Selatan untuk menjaga agar tak terjadi pertikaian di zona sengketa antara Malaysia, Vietnam dan China.

Amerika menuduh China telah melakukan intimidasi kepada dua negara bersengketa di zona itu dengan sengaja melayarkan Kapal Haiyang Dizhi 8 untuk melakukan survei di dekat pengeboran milik Petronas.

21 Kapal Perang Negara Sahabat Akan Masuk Perairan Bali Ikut Latihan Komodo 'MNEK 2025'

Ternyata Indonesia merespons ketegangan itu, RI dipastikan bersiaga sebab kemarin, Rabu 29 April 2020, Badan Keamanan Laut, TNI dan sejumlah kementerian atau lembaga terkait menggelar rapat.

Seperti dikutip VIVA Militer dari Instagram resmi Bakamla, Kamis 30 April 3030, Bakamla menyebutkan rapat itu membahas langkah strategi menyikapi situasi itu, sebab zona sengketa ketiga negara itu berbatasan langsung dengan wilayah Laut Natuna Utara.

Rapat yang dilakukan melalui teleconference itu dipimpin Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia. Dihadiri Pangkogabwilhan, Asops Kasal, Waasops Panglima TNI, Pangarmada 1, Dirjen PSDKP KKP, Direktur Hukum dan Perjanjian, Kemlu, Deputi Kemenkopolhukam dan para staf dijajarannya.

Pada rapat itu disebutkan telah disepakati sejumlah kebijakan, seperti mendorong kehadiran satuan patroli di Laut Natuna Utara secara rutin dan selektif pada ruang dan waktu tertentu

Lalu mendorong eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di laut dan membangun kapasitas dan saling percaya dengan negara-negara di kawasan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya