Militer China dan Amerika Memanas Dekat Laut Natuna, RI Siaga
- Bakamla
VIVA – Situasi di Laut China Selatan semakin memanas, ketegangan meningkat usai militer Amerika Serikat mengerahkan kapal-kapal perang mereka ke wilayah itu.
Yang terbaru, Angkatan Laut dan Udara China memukul mundur USS Barry milik Amerika. Kapal perusak nuklir itu dikejar karena secara sengaja menerobos masuk ke wilayah teritorial China di sekitar perairan Pulau Xisha.
Militer China menyebut perbuatan Amerika Serikat itu sengaja dilakukan untuk memprovokasi.
Sebenarnya USS Barry awalnya bukan dikerahkan untuk menerobos wilayah China. USS Barry bersama USS Bunker Hill, USS America gentayangan di Laut China Selatan untuk menjaga agar tak terjadi pertikaian di zona sengketa antara Malaysia, Vietnam dan China.
Amerika menuduh China telah melakukan intimidasi kepada dua negara bersengketa di zona itu dengan sengaja melayarkan Kapal Haiyang Dizhi 8 untuk melakukan survei di dekat pengeboran milik Petronas.
Ternyata Indonesia merespons ketegangan itu, RI dipastikan bersiaga sebab kemarin, Rabu 29 April 2020, Badan Keamanan Laut, TNI dan sejumlah kementerian atau lembaga terkait menggelar rapat.
Seperti dikutip VIVA Militer dari Instagram resmi Bakamla, Kamis 30 April 3030, Bakamla menyebutkan rapat itu membahas langkah strategi menyikapi situasi itu, sebab zona sengketa ketiga negara itu berbatasan langsung dengan wilayah Laut Natuna Utara.
Rapat yang dilakukan melalui teleconference itu dipimpin Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia. Dihadiri Pangkogabwilhan, Asops Kasal, Waasops Panglima TNI, Pangarmada 1, Dirjen PSDKP KKP, Direktur Hukum dan Perjanjian, Kemlu, Deputi Kemenkopolhukam dan para staf dijajarannya.
Pada rapat itu disebutkan telah disepakati sejumlah kebijakan, seperti mendorong kehadiran satuan patroli di Laut Natuna Utara secara rutin dan selektif pada ruang dan waktu tertentu
Lalu mendorong eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di laut dan membangun kapasitas dan saling percaya dengan negara-negara di kawasan tersebut.