Inilah KRI Banda Aceh, Kapal Bersejarah di Operasi Tragedi AirAsia

VIVA Militer: KRI Banda Aceh 593
Sumber :
  • TNI AL

VIVA – KRI Banda Aceh 593 adalah salah satu Kapal Perang Republik Indonesia dengan tipe Landing Craft Dock. Ternyata pembuatan KRI ini dilakukan di Surabaya yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia dan membutuhkan waktu 36 hari.

Peringati Hari Dharma Samudera, KSAL Minta Prajurit TNI AL Contoh Semangat Juang Komodor Yos Sudarso

Dilansir VIVA Militer dari akun Instagram milik Kolinlamil Selasa 28 April 2020, KRI Banda Aceh 593 ternyata sudah berlayar di laut Indonesia sejak Maret 2011. Kemampuan berlayar yang dimiliki adalah selama 30 hari.

KRI Banda Aceh 593 berada di bawah pembinaan Satlinlamil (Satuan Lintas Laut Militer) Jakarta. Kapal ini dirancang untuk bisa membawa pasukan ke zona tempur melalui laut. Kapal ini juga mampu mengangkut sebanyak 344 personel.

Danlantamal III Lantik Kolonel Widyo Jadi Komandan Lanal Palembang

Kapal dengan lebar 25 meter ini mampu membawa lima helikopter jenis Mi-2 atau Bel 412. KRI Banda Aceh 593 dilengkapi dengan dua unit LCVP (Loading Craft Vechile Personel) dan dua unit LCU (Landing Craft Utility). TIdak tanggung-tanggung, kapal ini juga dilengkapi dengan tiga unit howitzer.

Citra badan pesawat AirAsia yang ditemukan kapal Singapura

Ternyata Gelar Kehormatan Istri Jenderal Dudung sama dengan Megawati

Tak hanya dioperasikan sebagai angkutan perang, ternyata KRI Banda Aceh 593 juga sangat aktif dalam berbagai operasi kemanusiaan. Dengan berat 7.300 ton, kapal ini mampu memuat 20 tank sekaligus.

Untuk mendukung perannya baik sebagai kapal perang maupun operasi kemanusiaan lainnya, KRI Banda Aceh 593 juga sudah dilengkapi ruang yang bisa digunakan sebagai rumah sakit darurat.

Yang paling hebat, KRI Banda Aceh memiliki sejarah penting dalam tragedi kecelakan tragis pesawat AirAsia 8510. Karena, kapal perang inilah yang menjadi komando operasi dan mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat di Selat Karimata, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah pada 2014.

KRI Banda Aceh melaksanakan operasi kemanusiaan itu bersama dengan 6 KRI lain di antaranya, KRI Sutedi Senoputra, KRI Todak, KRI Bung Tomo, KRI Hasanuddin, KRI Pulau Rengat (kapal penyapu ranjau) dan KRI Yos Sudarso.

Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 kru itu dinyatakan hilang dan jatuh pada 28 Desember 2014 dalam penerbangan dari Bandara Djuanda Surabaya menuju Bandara Changi, Singapura.

Baca: Buka ATM Beras Lagi, Kodim Jakarta Diserbu 4000 Orang Tak Dikenal


 

 

 

Ilustrasi TNI

Roadmap Repatriasi Hak Militer Sumber Daya Pertahanan Negara

Roadmap repatriasi hak militer Sumber daya pertahanan negara.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024