Taring Tajam Prajurit Elite TNI AD dari Tanah Batak
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA – Tangis Catherine Panjaitan pecah saat melihat sosok sang ayah, Brigadir Jenderal TNI Donald Isaac Panjaitan, ditembak mati di depan rumahnya sendiri. Tubuh perwira tinggi Angkatan Darat itu roboh tak bernyawa usai satu peluru bersarang di kepalanya.
Peristiwa itu tak akan dilupakan begitu saja oleh Catherine Panjaitan, anak sulung Jenderal Panjaitan. coba ingat salah satu frame film klasik penuh propaganda, Pengkhianatan G-30 S PKI, buatan sutradara kondang, Arifin Chairin Noer, yang keluar pada 1984.
Sejumlah oknum TNI yang diduga terdoktrin oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), datang dan sempat menghujani tembakan di rumah Panjaitan di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Panjaitan jadi satu dari enam sasaran gerakan itu, lantaran menduduki posisi sebagai Asisten IV Menteri/Panglima AD.
Gugur, gelar anumerta Mayor Jenderal diberikan kepadanya. Panjaitan. Indonesia pun mengakui dan mengenang sosok pria kelahiran Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925 sebagai satu dari tujuh Pahlawan Revolusi.
Meski menjadi korban kebiadaban Gerakan Pengkhianatan G-30 S PKI, dedikasi Panjaitan tetap tak berhenti. Bagaimana tidak, putra dan cucunya, melanjutkan perjuangannya. Letjen TNI (Purn) Hotmangaraja Panjaitan, adalah anak keempat Panjaitan yang juga punya karier bagus bersama AD dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Hotmangaraja memulai kiprahnya setelah lulus Akademi Militer (Akmil) 1977. Sepanjang kariernya hingga pensiun pada 2012, pria kelahiran Palembang 14 Oktober 1953 ini menduduki banyak posisi penting.
Saat masih bintang satu, Hotmangaraja sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan AD. Lalu saat berpangkat Mayor Jenderal, Hotmangaraja ditunjuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana.
Purna tugas dengan titel Letnan Jenderal, Hotmangaraja memenuhi permintaan sang senior, Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, yang menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (2019-2024), untuk menjadi salah satu asistennyal
Predikat sebagai keluarga tentara kian lekat lagi, setelah Jeremiah Sesa Mangaradja Panjaitan, melanjutkan jejak sang kakek. Jeremiah yang saat ini berpangkat Mayor Infanteri, tak lain adalah putra kedua Hotmangaraja.
Pemilik nama lengkap Jeremiah Sesa Mangaradja Panjaitan punya kualifikasi lengkap untuk menjadi seorang prajurit tangguh layaknya kakek dan ayahnya. Usai lulus Akmil pada 2008 silam, Jeremiah tercatat ikut berbagai pendidikan spesialis.
Mulai 2009 hingga 2016, Jeremiah ditempa dalam pendidikan Combat Intel, Ranger, Airborne, Air Assault, Pathfinder, Para Raider, Air Mobile, hingga Komando A-100.Â