Jadi Tumbal Perang Rusia, Puluhan Mayat Tentara Korut Tergeletak di Perbatasan

VIVA Militer: Mayat tentara Korea Utara tergeletak di perbatasan Rusia-Ukraina
Sumber :
  • X/@InformNapalm

VIVA – Puluhan mayat personel Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) tergeletak di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina, tepatnya di Oblast (Provinsi) Kursk. Pemandangan mengerikan ini terekam dalam sebuah video, yang semakin menyudutkan Rusia.

Warga Ngamuk, 7 Gangster Dihajar dan Dirantai, Prajurit TNI Turun Tangan

Video berdurasi 30 detik diunggah oleh komunitas InformNapalm, yang terafiliasi dengan Open Source Intelligence (OSINT), jaringan analis intelijen internasional.

Dalam video tersebut terlihat sejumlah mayat tentara Korea Utara (Korut) tergeletak dalam posisi sejajar, di sebuah tempat di Kursk.

Prajurit Marinir TNI AL Tangkap Penyelundup Senjata Api dan Peluru Tajam Ilegal di Pelabuhan Ambon

Mayat-mayat itu diyakini ditinggalkan oleh pasukan militer Rusia, setelah terlibat pertempuran dengan unit Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).

VIVA Militer: Mayat tentara Korea Utara tergeletak di perbatasan Rusia-Ukraina

Photo :
  • X/@InformNapalm
2 Bulan Usai Diwisuda Jenderal TNI Maruli, Mayor Pasukan Rahasia Bravo 90 Melesat Jadi Komandan Nanggala Kopasgat TNI

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Defense Express, ada sekitar 20 mayat tentara Korut yang tergeletak tanpa dievakuasi.

Para analis dari OSINT kembali membuat pernyataan yang menyudutkan rezim Vladimir Putin. Militer Rusia disebut sengaja menjadikan tentara Korut sebagai tumbal perang, yang mereka sebut sebagai "umpan meriam."

Selain itu, rekaman ini juga menjadi bukti lain keterlibatan rezim Kim Jong-un dalam Perang Rusia-Ukraina. Sebab, Korea Utara kerap membantah terlibat dalam perang di Rusia, khususnya di Kursk.

Seperti yang diketahui, Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) sebelumnya menyatakan bahwa Kim telah mengirim sekitar 12.000 tentara Korut ke Rusia.

Pengerahan pasukan ke Rusia adalah bukti kerja sama Putin dan Kim yang semakin erat. Selain itu, Korut juga mengirim lusinan rudal balistik untuk menyokong militer Rusia. 

"Tampaknya bagi Moskow dan Pyongyang, sangat penting pada tahap ini untuk menyangkal semua bukti dan fakta yang ada," ucap analis OSINT.

"(Mereka) menciptakan 'dokumen kedok' untuk membingungkan dan memperlambat pengambilan keputusan di Barat, terkait tanggapan terhadap partisipasi pihak ketiga dalam agresi militer dan perang," katanya.

Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Yonhap News Agency, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkap pasukannya telah menangkap dua orang tentara Korut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya