Rusia Pindahkan Rudal Canggih dari Suriah ke Benghazi dan Tobruk

VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara S-300 militer Rusia
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) diyakini telah memindahkan sejumlah rudal canggihnya ke wilayah timur Libya. Pemindahan persenjataan dari Suriah dilakukan setelah rezim Bashar al-Assas runtuh di negara tersebut.

Dubes Djumala: BNPT Memantau Seksama Situasi Suriah Pasca Tumbangnya Assad

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari ViewUS Global, senjata berteknologi mutakhir militer Rusia yang ditransfer ke Libya tak lain adalah sistem rudal pertahanan udara S-300 dan S-400 Triumf.

Amerika Serikat (AS) menduga militer Rusia tengah menjajaki akses pelabuhan di wilayah Benghazi dan Tobruk. Hal ini diketahui usai pertemuan antara pasukan Vladimir Putin dan Angkatan Bersenjata Libya (LNA).

Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bonang Akan Tindak Tegas Personel yang Terlibat LGBT

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Al Jazeera, Libya disebut menjadi lokasi alternatif bagi pasukan Rusia yang ditempatkan di Suriah. 

VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara S-300 militer Rusia

Photo :
  • Military Review
Mayday, Kapal Evakuasi Pasukan Rusia di Suriah Tenggelam

Dengan perhitungan, keterlibatan dan kepentingan aliansi negara-negara Barat dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap keamanan di Libya.

Rusia sebelumnya mengerahkan sistem rudal S-300 ke Suriah pada 2015 silam. Mobilisasi senjata ini menyusul insiden ditembak jatuhnya jet tempur Sukhoi Su-24 oleh pasukan Turki.

Lusinan pesawat tempur Su-24 kemudian ditempatkan di Pangkalan Udara Hmeimim yang terletak di Provinsi Latakia.

Tiga tahun berselang, Rusia juga mengirim sistem rudal S-300, dan secara signifikan memperkuat pengaruh Negeri Beruang Merah di Suriah. Termasuk, meningkatkan kompleksitas jaringan pertahanan udara di negara itu.

VIVA Militer: Pesawat tempur Sukhoi Su-24 militer Rusia

Photo :
  • The National Interest

Kehadiran Rusia di Libya timur melonkak signifikan sejak 2019. Saat itu, Moskow memberikan dukungan militer kepada pasukan LNA pimpinan Khalifa Haftar, dalam Perang Saudara Libya.

Selain persenjataan, dukungan militer Rusia juga termasuk pada pengerahan personel dan peralatan tentara bayaran Wagner Group.

Sejak saat itu, Rusia telah mempertahankan kepentingan strategis di Libya timur. Khususnya dalam mengamankan titik akses militer dan maritim.

Kedatangan militer Rusia dilaporkan di instalasi utama termasuk pangkalan udara Al-Jufra dan fasilitas pelabuhan Benghazi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya