Suriah Dikuasai Pemberontak, Jalur Suplai Senjata Iran ke Hizbullah Pututs Total

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus
Sumber :
  • EFE/Bilal Al Hammoud

VIVA – Meskipun masih dalam masa gencatan senjata dengan Israel, Hizbullah justru menjadi salah satu pihak yang dirugikan dengan jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Militer Iran Terpecah Gara-gara Runtuhnya Rezim al-Assad di Suriah

Faksi politik-militer yang berbasis di Lebanon tersebut sudah lama terlibat konflik dengan militer Israel. Terlebih saat Hizbullah memutuskan menyerang negara zionis, untuk mendukung perjuangan Hamas Palestina.

Tak berdiri sendiri, Hizbullah adalah salah satu proksi Iran. Oleh karenanya, organisasi pimpinan Naim Qassem itu sangat membutuhkan suplai senjata dari Negeri Mullah.

Menlu Turki: Israel Sudah Hancurkan Gaza, Sekarang Ancam Masa Depan Suriah

Di sisi lain, Hizbullah bisa memiliki deretan persenjataan canggih karena peran Suriah. Ya, Suriah adalah jalur utama pasokan senjata yang dikirim Iran. 

VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon

Photo :
  • Getty Images/Marwan Naamani
Komisi PBB Sebut Jatuhnya Rezim Assad Sebagai Awal Sejarah Bagi Rakyat Suriah

Jatuhnya Suriah ke tangan pemberontak Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) memperburuk peluang Hizbullah untuk meningkatkan kekuatan di perbatasan Israel.

"Anda butuh seseorang di sana untuk mengirim senjata (tetapi) mereka terbunuh atau melarikan diri," ucap seorang perwira tinggi militer Iran yang identitasnya dirahasiakan.

Perwira satuan elite Korps Garda Revolusi Islam Iran itu menyatakan, pihaknya tidak akan menyuplai senjata untuk Hizbullah. Sebab, jika langkah itu terus dilakukan maka Iran akan terseret dalam bahaya.

"Sekarang fokusnya adalah bagaimana cara bergerak maju dari kebuntuan ini," kata perwira IRGC, dilansir VIVA Militer dari Russia Today.

VIVA Militer: Milisi Hayat Tahrir al-Sham Suriah memasuki Damaskus

Photo :
  • AFP/Rami Alsayed

"Untuk saat ini, tidak ada diskusi tentang senjata, karena semua orang mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan seberapa berbahayanya hal itu bagi Iran," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya