Rudal Misterius Hantam Pangkalan Tempur Amerika

VIVA Militer: Pangkalan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat
Sumber :
  • jpost.com

VIVA – Ledakan keras terdengar dari dalam sebuah pangkalan yang dimiliki oleh militer Amerika Serikat (AS) di daerah al-Shaddadi, pinggiran selatan al-Hasakah, Suriah, Selasa 26 November 2024.

MK Putuskan KPK Berwenang Selidiki Kasus Korupsi yang Libatkan Oknum Militer, Ini Kata Mabes TNI

Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Mehr News Agency, sebuah rudal menghantam infrastruktur yang dibangun secara tidak sah oleh Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces).

Meski demikian, serangan rudal itu sama sekali tidak berdampak bagi pasukan AS. Sebab, tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang muncul akibat serangan ini.

Innalillahi, Prajurit TNI Crew Helikopter Caracal Gugur di Hutan Papua

Sampai berita ini diturunkan belum ada satu pun pihak yang mengklaim bertanggung jawab menjadi dalang di balik serangan tersebut.

VIVA Militer: Pangkalan militer Amerika di Suriah dihantam rudal

Photo :
  • Islam Times
Gempa dan Gunung Meletus Mengancam, Pasukan Reaksi Cepat Brigjen TNI Nunes Siaga Penuh

Akan tetapi, Amerika meyakini bahwa Perlawanan Islam Irak (IRI) adalah sosok di balik serangan. Kelompok teror Syiah yang disokong Iran, kerap menyerang target yang terafiliasi dengan Israel sejak awal Oktober 2023.

Tak terkecuali Amerika, sejumlah fasilitas dan infrastruktur pasukan Joe Biden jadi sasaran tembak kelompok ini. Baik di wilayah Irak maupun Suriah.

Aksi IRI ini diklaim sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Jalur Gaza, Palestina, yang menjadi korban genosida militer Israel.

Agresi tentara zionis yang dimulai sejak 7 Oktober 2024 ke Gaza, sejauh ini telah membunuh lebih dari 44.000 warga sipil melukai lebih dari 104.000 lainnya.

VIVA Militer: Pangkalan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat

Photo :
  • mehrnews.com

Dan yang terpenting adalah aksi IRI menyerang fasilitas dan infrastruktur militer Amerika, yang dianggap bertanggung jawab mendukung agresi rezim Benjamin Netanyahu di Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya