Ciut Colek Rusia, Jerman Setop Rudal Taurus ke Ukraina?

VIVA Militer: Rudal jelajah Taurus KEPD-350
Sumber :
  • newsweekcom

VIVA – Kembalinya Donald Trump ke kursi Presiden Amerika Serikat (AS), ternyata berisiko besar bagi Ukraina. Kekhawatiran ini muncul dari para pejabat tinggi Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Jerman sebagai salah satu anggota NATO adalah salah yang intens mengirim paket persenjataan, untuk menyokong militer Ukraina. Sebab, sampai saat ini pasukan Volodymyr Zelensky masih harus menghadapi gempuran tentara Rusia.

Apa yang dikhawatirkan UE dan NATO mengarah pad pengiriman rudal jelajah buatan Jerman, Taurus KEPD 350.

Meskipun bertenologi canggih, punya kemampuan menghancurkan target sejauh 500 kilometer, tetapi diklaim tidak akan mendongkrak kekuatan pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia.

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius

Photo :
  • bmvg.de

Pernyataan Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menegaskan kekhawatiran UE dan NATO jika negeri panser akan menangguhkan pengiriman rudal Taurus.

Meskipun, Pistorius menyebut bahwa Jerman akan terus menjaga konsistensi pengiriman bantuan senjata untuk Kiev. 

Dengan tegas ia juga menyatakan bahwa karakter dan kemampuan Taurus bukan hal yang bisa dibahas di depan publik. Dengan alasan, misi pengiriman rudal tersebut adalah misi Jerman yang berbeda.

Momen Terakhir Tinggalkan Korem Pamungkas, Brigjen TNI Zainul Bahar Sujud di Gerbang Markas

"Ada argumen tentang (rudal) Taurus yang relevan dengan keamanan nasional dan strategi NATO. Dan, kita tidak boleh membahasnya (di depan publik)," ucap Pistorius.

VIVA Militer: Rudal jelajah Taurus KEPD 350 buatan Jerman

Photo :
  • newsweek.com
Mabes TNI Akan Berangkatkan 240 Prajurit Jalankan Misi Perdamaian ke Afrika Tengah

"Pada saat yang sama, Taurus tidak akan menjadi pengubah permainan (perang di Ukraina). Misi kami berbeda, sekarang kami harus memastikan bahwa Ukraina terus menerima pasokan berkelanjutan," katanya.

Pada September 2024 lalu, Kanselir Jerman, Olaf Schol, juga memberikan pernyataan yang hampir sama dengan Pistorius. 

Iran Dukung Upaya Rusia Stop "Mesin Pembunuh Israel" Bantai Warga Sipil di Lebanon

Bahkan dalam pernyataannya, Schol dinilai enggan berkonfrontasi langsung dengan Rusia dengan menyediakan rudal Taurus.

"Penyerahan (rudal Taurus) hanya bisa dilakukan jika kami sendiri menentukan dan mendefiniskan targetnya. Dan, itu tidak mungkin dilakukan jika kami tidak ingin menjadi bagian dari konflik ini," ujar Pistorius.

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon

Jubir Hizbullah Tewas, Analis: Israel Bisa Bunuh Personel Militer atau Non-Militer

Juru bicara kelompok Hizbullah, Mohammed Afif, tewas dalam serangan Israel di Beirut, pada Minggu, 17 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024