Bela Pasukan Ukraina, Tentara Bayaran Inggris Mati Terbunuh

VIVA Militer: Callum Tindal-Draper, tentara bayaran Inggris tewas di Ukraina
Sumber :
  • cornwalllive.com

VIVA – Callum Tindal-Draper, seorang warga negara Inggris tewas dalam kontak tembak dengan pasukan militer Rusia. Tindal-Draper adalah tentara bayaran asing yang ikut berperang mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).

Anak Buah Kolonel Laut Dani Tangkap 5 WNI yang Akan Jual Ginjal ke India

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Russia Today, Tindal-Draper meregang nyawa kurang dari dua bulan setelah tiba dan ikut berperang bersama tentara Ukraina.

Informasi kematian Tindal-Draper diungkap langsung oleh keluarganya, meskipun tidak dijelaskan di mana dia terbunuh.

Mengungkap 9 Lumbung Harta di Markas TNI Purwakarta

Pemuda berusia 22 tahun yang lahir di Cornwall, Inggris, tertembak saat melaksanakan tugas di pos pengawasan yang berada di sebuah tempat yang tak disebutkan.

VIVA Militer: Callum Tindal-Draper, tentara bayaran Inggris tewas di Ukraina

Photo :
  • bbc.com
Israel Klaim Hizbullah Sudah Kalah, Pasukan Perang di Lebanon Segera Ditarik

Tindal-Draper pergi ke Ukraina meninggalkan tunangannya, sejak musim panas 2024.

"(Keputusannya) adalah hal terbaik yang pernah terjadi baginya dan dia menemukan arti sebenarnya di Ukraina," ucap Caroline Tindal, ibunda Tindal-Draper, dikutip VIVA Militer dari BBC.

Tindal-Draper tercatat adalah lulusan Akademi Militer dan Layanan Perlindungan Duchy Collage. Pria 22 tahun itu juga pernah bertugas di NHS (National Healthcare System), setelah menamatkan pendidikannya.

Keluarga Tindal-Draper mengatakan mereka akan terbang ke Ukraina dan menetap setelah upacara pemakamannya.

VIVA Militer: Callum Tindal-Draper, tentara bayaran Inggris tewas di Ukraina

Photo :
  • bbc.com

Kementerian Luar Negeri Inggris juga mendukung penuh keberangkatan keluaraga Tindal-Draper.

"Kami menyadari warga negara Inggris yang dilaporkan tewas di Ukraina, dan berdiri untuk mendukung keluarganya di Inggris Raya," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya