Siap-siap, Episode Tiga Balas Dendam Iran ke Israel
- nytimes.com
VIVA – Pertempuran antara Iran dan Israel terus berlanjut, setelah Tehran memastikan akan melancarkan aksi balasan terhadap rezim zionis Benjamin Netanyahu.
Jual beli serangan rudal pecah setelah militer Iran membombardir wilayah Israel, 1 Oktober 2024 lalu.Â
Aksi Iran didasari oleh kematian Deputi Operasi Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan, yang disebabkan serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon, 27 Juli 2024.
Tak tinggal diam, militer Israel kemudian membalas dengan menggempur fasilitas dan infrastruktur Angkatan Bersenjata Iran (Artesh) pada 26 Oktober 2024.
Empat tentara Iran dinyatakan tewas dalam serangan tersebut. Sementara, sejumlah situs militer juga mengalami kerusakan.
Sebelum serangan, Netanyahu sempat memberikan pernyataan tegas terkait rencana menyerang Iran.Â
Saat itu, mantan perwira satuan elite Sayeret Matkal itu memastikan, Iran akan diserang sebelum Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), 5 November 2024.
"Respons Republik Islam Iran terhadap rezim zionis akan bersifat definitif menyakitkan," ucap seorang pejabat tinggi Iran yang identitasnya dirahasiakan, dilansir VIVA Militer dari Russia Today.
Wakil Komandan IRGC, Brigadir Jenderal Ali Fadavi, menegaskan bahwa pembalasan terhadap Israel adalah sebuah kewajiban yang tak bisa ditawar.
Fadavi menyatakan bahwa selama empat dekade Iran tak pernah membiarkan siapa pun melenggang bebas, setelah dengan sengaja menyerang negaranya.
"Selama lebih dari 40 tahun, kami tidak pernah membiarkan satu serangan pun tak terbalas," ucap Fadavi dikutip VIVA Militer dari Al Mayadeen.