Rudal Nuklir Meluncur, Tentara Korut Siap Gempur Ukraina
- KCNA
VIVA – Pasca melakukan uji coba rudal balistik, militer Korea Utara (Korut) akan segera memulai pertempuran di perbatasan Rusia. Ribuan anak buah Kim Jong-un sudah berada dalam status siap tempur menghadapi pasukan Ukraina.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kyiv Post, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken, menyatakan sekitar 8.000 dari total 10.000 tentara Korut yang sudah berada di perbatasan.
"Rusia telah melatih pasukan Korea Utara untuk menangani artileri dan drone serta membersihkan parit. Itu menunjukkan bahwa mereka sepenuhnya berniat untuk menggunakan pasukan ini dalam operasi garis depan," ujar Blinken.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS, Jenderal (Purn.) Lloyd Austin, kembali menegaskan bahwa tentara Korut yang ikut berperang melawan pasukan Ukraina akan menjadi target pembunuhan yang sah.
"Jangan salah, jika pasukan Korea Utara ini terlilbat dalam operasi tempur atau mendukung melawan Ukraina, mereka akan menjadikan diri mereka targetr militer yang sah," kata Austin.
Pernyataan kedua pejabat tinggi AS ini muncul setelah Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) melakukan uji coba Rudal Balistik Antara Benua (ICBM), Kamis 31 Oktober 2024.
Pemerintah Korut menegaskan jika uji coba tersebut adalah tindakan yang bertujuan untuk memperingatkan musuh-musuh negara, tentang kekuatan mereka. Bahkan, rudal yang diuji diklaim sebagai yang terkuat yang dimiliki Korut.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, pemerintah Jepang menyebut rudal Korut itu mampu menjangkau sasaran sejauh 15.000 kilometer. Yang berarti, senjata Korut mampu menghantam wilayah Amerika.
Dalam uji coba tersebut, rudal balistik berkemampuan nuklir yang tidak diketahui namanya terbang selama 87 menit, dan menjangkau jarak sejauh 7.000 kilometer.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh tentang jarak terbang dan ketinggian rudal balistik kelas ICBM yang diluncurkan oleh Korea Utara, diperkirakan bahwa, tergantung pada berat hulu ledaknya, jangkauannya dapat melampaui 15.000 kilometer," ujar Hayashi dikutip VIVA Militer dari Russia Today.Â