Tangan Kanan Ayatollah Khamenei: Serangan Rudal Israel ke Iran Cuma Omong Kosong!

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Iran
Sumber :
  • X/@patakpriya312

VIVA – Setelah menjadi sasarang serangan ratusan jet tempur militer Israel, Iran secara konsisten menebar ancaman terkait rencana balasan terhadap rezim zionis Benjamin Netanyahu.

Rusia Pindahkan Rudal Canggih dari Suriah ke Benghazi dan Tobruk

Sejumlah fasilitas dan infrastruktur militer Iran mengalami kerusakan, usai digempur oleh setidaknya 100 unit pesawat tempur, termasuk di dalamnya jet siluman Lockheed Martin F-35 Lightning II, Sabtu 26 Oktober 2024 lalu.

Tak hanya itu, empat orang tentara Iran diklaim tewas dalam serangan udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dilancarkan dari wilayah Irak.

Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bonang Akan Tindak Tegas Personel yang Terlibat LGBT

Meski sangat memancing kemarahan, Iran menyebut serangan Israel hanya lah omong kosong belaka. Hal tersebut dinyatakan oleh penasihat senior Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ali Akbar Velayati.

VIVA Militer: Jet tempur F-35 Angkatan Udara Israel

Photo :
  • defence-blog.com
Mayday, Kapal Evakuasi Pasukan Rusia di Suriah Tenggelam

Menurut Velayati, Israel adalah negara yang punya nafsu besar membuat peperangan. Akan tetapi, sikap itu dianggap Velayati akan membangkitkan semangat perlawanan anti-Israel di seluruh Timur Tengah.

"Dalam perannya sebagai entitas yang suka berperang, rezim ini berpotensi mengobarkan semangat juang di kawasan Asia Barat yang bergejolak," ujar Velayati.

"(Israel) menciptakan percikan yang akan membakar habis suasana regional,"  katanya dilansir VIVA Militer dari Mehr News Agency.

Dengan tegas Velayati menyatakan bahwa Iran bukan pihak yang memulai perang. Gelombang serangan Iran ke Israel pada April dan Oktober 2024, justru adalah respons atas pembunuhan perwira militer Iran oleh Israel.

VIVA Militer: Ali Akbar Velayati

Photo :
  • tehrantimes.com

Oleh karena itu, penasihat Ayatollah Ali Khamenei itu memastikan bahwa Israel akan menerima konsekuensi yang sangat berat yang tidak akan pernah bisa dibayangkan.

"Kami tidak pernah memulai perang apa pun. Sebagaimana telah dibuktikan oleh sejarah," ucap Velayati. 

"Namun, kami akan menghadapi tindakan agresi dengan cara yang akan membuat setiap agresor menyesali apa yang mereka lakukan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya