Jenderal Angkatan Udara Amerika: Rusia Lebih Kuat dari Saat Awal Gempur Ukraina
- REUTERS/Sergey Pivovarov
VIVA – Kekuatan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) meningkat tajam setelah lebih dari 2,5 tahun melancarkan agresi di Ukraina. Salah satu buktinya adalah penambahan secara signifikan jumlah personel rezim Vladimir Putin.
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan jika sejak invasi berlangsung pada Februari 2022, militer Rusia setidaknya kehilangan lebih dari 350.000 personel.
Jumlah tersebut terhitung dari korban tewas maupun terluka.
"Tingkat korban yang mereka (militer Rusia) alami sangat mengejutkan," ucap Juru Bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder dilansir VIVA Militer dari Voice of Amerika.
Akan tetapi, perhitungan berbeda justru muncul dari Komandan Angkatan Udara Amerika Serikat di Eropa dan Afrika, Jenderal James Hecker.
Saat menghadiri Konferensi Udara, Antariksa dan Siber Asosiasi Angkatan Udara dan Antariksa, Hecker mengatakan sebaliknya. Menurut Hecker, militer Rusia justru menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
"Rusia semakin besar, dan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mereka sebenarnya lebih besar dari sebelumnya saat (invasi) dimulai," kata Hecker.
Di sisi lain, pada Senin 17 September 2024, Putin telah memberi perintah kepada Angkatan Bersenjata Federasi Rusia untuk menambah jumlah personel aktif dari 180.000 hingga 1,5 juta.
Pernyataan Putin itu lah yang sangat diperhitungkan oleh Hecker. Dalam pandangannya, dengan kekuatan Rusia itu konflik yang terjadi di Ukraina akan berlangsung untuk waktu yang lama.
"Rusia akan menjadi sesuatu yang harus kita hadapi untuk waktu yang lama, tidak peduli bagaimana hal ini berakhir," ujar Hecker melanjutkan.