Intelijen Rusia Bongkar Rencana Jahat Militer Ukraina yang Didukung Amerika
- uawire.org
VIVA –Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) membocorkan rencana serangan brutal militer Ukraina, yang menyasar fasilitas kesehatan dan anak-anak. Menurut organisasi tersebut, rencana ini akan dijalankan dengan misi "Serangan Bendera Palsu".
Rencana serangan ini disebut intelijen Rusia adalah buah dari pemikiran negara Barat, dalam hal ini Amerika Serikat (AS). Sasarannya adalah rumah sakit dan sekolah anak-anak.
Setelah menggempur fasilitas sipil, Ukraina diklaim intelijen Rusia akan bersandiwara seolah-olah serangan tersebut dilakukan oleh militer Rusia. Sementara, senjata yang digunakan disuplai dari Amerika dan sekutunya.
"Kiev sedang mempersiapkan operasi bendera palsu, di mana sebuah rumah sakit anak-anak atau taman kanak-kanak dapat terkena serangan rudal Rusia," bunyi pernyataan Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR).
"Provokasi tidak manusiawi itu direncanakan oleh para pemimpin intelijen dan militer Ukraina, atas saran dari para pejabat AS," lanjut pernyataan tersebut dikutip VIVA Militer dari Russia Today, Senin 17 September 2024.
Lebih lanjut SVR menjelaskan, setelah timbul banyak korban akibat serangan itu maka Ukraina akan mempublikasikan insiden melalui media-media internasional.
Dan buntutnya, rezim Volodymyr Zelensky berharap serangan palsu ini akan membantu Ukraina untuk melakukan serangan jarak jauh, dengan menggunakan senjata Barat ke wilayah Rusia.
Tak hanya itu, Amerika juga akan menerima keuntungan pasca serangan untuk menekan dua musuh utama di kawasan Asia, Iran dan Korea Utara (Korut). AS akan menuduh kedua negara itu menjual senjata pemusnah massal kepada Rusia.
"Kiev berharap rencananya akan membantu membenarkan serangan jarak jauh menggunakan senjata Barat jauh di dalam Rusia," kata Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia melanjutkan.
"Amerika Serikat kemudian akan menggunakan insiden itu untuk meningkatkan tekanan pada Iran dan Korea Utara karena diduga menyediakan rudal balistik ke Rusia," lanjut pernyataan tersebut.
Pada 8 Juli 2024 lalu, Ukraina menuduh Moskow dengan sengaja menyerang rumah sakit anak-anak Okhmatdet di pusat kota Kiev, selama serangan rudal berskala besar.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Igor Klimenko, melaporkan kematian dua orang dewasa akibat insiden tersebut. Sementara itu, 32 orang lainnya termasuk anak-anak mengalami luka-luka.
Di sisi lain, Rusia dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak pernah menargetkan fasilitas sipil.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Kiev menggunakan peristiwa itu untuk membesar-besarkan kehadiran Zelensky, pada pertemuan puncak NATO di Amerika Serikat.