Misi Pukul Balik Pasukan Ukraina, Jet Pembom Rusia Bombardir Kursk
- X/@RALee85
Kursk, VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) secara perlahan mulai merebut kembali sejumlah wilayah di Oblast (Provinsi) Kursk, yang dikuasai oleh unit-unit militer Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi serangan terhadap basis-basis militer Ukraina, di sejumlah wilayah Kursk. Targetnya adalah personel dan peralatan tempur pasukan Volodymyr Zelensky.
Tak tanggung-tanggung, Pasukan Dirgantara Rusia (VKS) mengerahkan pesawat tempur Sukhoi Su-24 Fencer guna menghancurkan sejumlah sasaran yang telah ditentutkan.
"Awak pesawat pembom tempur supersonik multifungsi Su-34 dari Pasukan Dirgantara, menyerang konsentrasi personel dan peralatan militer Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah perbatasan Kursk," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, militer Rusia menggunakan bom udara dengan modul perencanaan dan koreksi universal (UMPC).
Senjata tersebut diklaim memungkinkan untuk secara akurat mengenai peralatan dan tenaga musuh, dari jarak yang aman dari garis kontak tempur.
Lebih lanjut Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, serangan udara pesawat tempur Su-24 dilancarkan setelah menerima laporan intelijen terkait titik-titik penempatan pasukan dan peralatan tempur militer Ukraina.
"Setelah menerima konfirmasi dari intelijen bahwa target telah dihancurkan, kru kembali dengan selamat ke lapangan terbang keberangkatan," kata Kementerian Pertahanan Rusia melanjutkan.
Di sisi lain, mantan perwira intelijen Amerika Serikat (AS), Tony Shaffer, menilai jika Ukraina telah menelan kekalahan telak di dua sektor. Tepatnya di wilayah Donbas dan Kursk.
Meskipun menganggap serangan di Kursk menuai keberhasilan, Shaffer menilai jika Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) sama sekali tidak mencapai satu pun sasaran strategis.
"Mereka tidak dapat mencapai satu tujuan strategis (di wilayah Kursk). Dan sekarang mereka terjebak di tempat mereka berada. Pada akhirnya, ini sebenarnya merupakan kemenangan ganda bagi Rusia," ujar Shaffer.