Strategi Blunder, Panglima Perang Ukraina Akui Serangan Lintas Batas Gagal
- economist.com
VIVA – Sebuah fakta kegagalan terungkap di balik serangan lintas batas yang dilancarkan militer Ukraina, ke Oblast (Provinsi) Kursk, Rusia. Bagaimana mungkin keberhasilan pasukan Volodymyr Zelensky menguasai hampir 100 desa di wilayah tersebut dikatakan gagal?
Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) sebelumnya menggempur wilayah perbatasan Rusia, tepatnya di wilayah Kursk, hingga berhasil menguasai sekitar 93 desa dan kota Sudzha. Lebih dari 200 tentara Rusia bahkan berhasil ditangkap.
Namun demikian, ternyata pencapaian tersebut justru tak diakui sebagai keberhasilan. Hal ini bahkan diungkap langsung oleh Panglima Angkatan Bersenjata Rusia, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi.
Keputusan Syrskyi memerintahkan pasukannya menyerang Kursk tak lain adalah upaya untuk mengurangi gempuran militer Rusia, di Republik Rakyat Donetsk (DPR), tepatnya di kota Pokrovsk dan Kurakhovsk.
Siasat Syrskyi adalah jika berhasil menguasai Kursk, maka hal itu akan dijadikan senjata untuk memaksa Rusia bernegosiasi dan meninggalkan wilayah Donbas.
Selain itu, Syrskyi juga mengakui bahwa serangan lintas batas ke wilayah Kursk akan mengalihkan fokus utama pasukan Angkatan Bersenjata Rusia (VSRF) dan menarik personelnya dari garis depan.
Sayangnya, militer Rusia sama sekali tidak terpancing untuk mengalihkan pasukan besarnya dari garis depan pertempuran. Lagi-lagi, Syrskyi menargetkan pengurangan intensitas serangan di Pokrovsk dan Kurakhovsk.
"Salah satu tugas dalam melancarkan operasi ofensif ke arah Kursk adalah mengalihkan pasukan musuh yang signifikan dari arah lain, terutama arah Pokrovsk dan Kurakhovsk," ujar Syrskyi.
"Tentu saja, musuh memahami hal ini. Sehingga mereka terus memfokuskan upaya utamanya pada arah Pokrovsk, tempat unit-unit mereka yang paling siap tempur terkonsentrasi," katanya.
Faktanya, meskipun sudah mencapai sasaran dalam operasi lintas perbatasan di Kursk situasinya tetal sulit bagi Syrskyi. Unit militer Rusia sama sekali tidak mengurangi serangannya, dan bahkan makin gencar menggempur Pokrovsk.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mencatat jika militer Ukraina harus membayar mahal aksinya menyerang Kursk dengan kematian sekitar 6.600 prajurit, hancurnya 73 unit tank dan 500 unit kendaraan lapis baja.
"Musuh (Rusia) berusaha menarik pasukannya dari arah lain, sementara di arah Pokrovsk sebaliknya, mereka meningkatkan upayanya," ucap Syrskyi melanjutkan, dikutip VIVA Militer dari Russia Today.Â
Terletak di sebelah barat Republik Rakyat Donetsk Rusia, Pokrovsk dan Kurakhovsk merupakan jalur distribusi utama yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Dnepropetrovsk dan Zaporizhzhia.Â
Pokrovsk merupakan pusat logistik utama bagi Angkatan Bersenjata Ukraina, yang telah memperkuat pertahanan kota tersebut sejak tahun 2014.Â
Pasukan Rusia telah melancarkan serangan masif terhadap Pokrovsk dalam beberapa pekan terakhir. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) mengakui pasukan Vladimir Putin berhasil membuat kemajuan bertahap untuk menguasai kota tersebut.