4 Mayat Bersimbah Darah Tergeletak, Korban Pembantaian Tentara Ukraina

VIVA Militer: Mayat warga sipil Rusia yang dibunuh tentara Ukraina
Sumber :
  • rt.com

VIVA – Sejumlah warga sipil Rusia di Oblast (Provinsi) Kursk tewas dan diyakini menjadi korban pembunuhan tentara Ukraina. Sebuah video beredar menunjukkan sepasang mayat yang tergeletak di sisi jalan.

Pria Rusia yang Bakar Al-Quran Dihukum Tambahan 14 Tahun Penjara atas Tuduhan Pengkhianatan

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Russia Today, Rabu 21 Agustus 2024, video tersebut dipublikasikan oleh akun saluran Telegram dengan nama Platon Mamatov.

Mamatov sendiri diketahui adalah seorang relawan Rusia yang berasal dari Yekaterinburg, yang merekam situasi di sebuah wilayah di Kursk.

Intelijen Jerman: Rusia Sedang Persiapkan Perang dengan NATO

Video berdurasi 15 detik itu menunjukkan empat mayat yang disebut Mamatov adalah warga sipil, yang menjadi korban pembantaian unit militer Ukraina.

VIVA Militer: Mayat warga sipil Rusia yang dibunuh tentara Ukraina

Photo :
  • rt.com
AS Berniat Kirim Senjata Nuklir ke Ukraina, Rusia: Tindakan Gila

Rekaman itu diambil oleh Mamatov dengan menggunakan drone, tak lama setelah pasukan Ukraina melancarkan serangan di wilayah tersebut.

Terlihat dalam video tiga mayat dibiarkan terbuka dan tampak dari atas tempat drone merekam. Sementara, satu jenazah lainnya tampak tertutup dengan kain putih dan satu lainnya tergeletak di atas genangan darahnya.

"Pria yang bersepeda itu jelas warga sipil. Pria yang memakai sandal jepit ungu juga 100 persen warga sipil. Keterkaitan kedua orang lainnya belum dapat dipastikan sekarang," kata Mamatov. 

Menurut laporan lainnya dari saluran Telegram bernama Ostorozhno Novisti, mayat-mayat tersebut terletak di pinggiran Olgovka. Wilayah itu berada sekitar 20 kilometer dari perbatasan Ukraina.

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU)

Photo :
  • republicworld.com

Rusia menuding tentara Ukraina melakukan serangan membabi buta terhadap warga sipil, selama serangan lintas batas yang terjadi sejak 6 Agustus 2024.

Kementerian Pertahanan Rusia mencatat setidaknya ada 31 warga sipil yang tewas, sementara 143 orang lainnya mengalami luka-luka. Kemungkinan, data ini masih akan bertambah seiring pertempuran yang masih berlangsung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya