Jenderal Alaudinov Jamin Tentara Rusia yang Tewas di Kursk Mati Syahid dan Masuk Surga
- IMAGO/Sergey Guneev
VIVA – Komandan pasukan elite muslim Akhmat (Kadyrovites), Mayor Jenderal Apty Alaudinov, menyatakan bahwa seluruh tentara Rusia yang tewas dalam pertempuran di Oblast (Provinsi) Kursk, mati syahid.
Pernyataan Alaudinov ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Rusia dengan para orang tua anggota wajib militer.
Para orang tua anggota wajib militer Rusia menginginkan putra dan kerabat mereka ditempatkan di wilayah yang relatif aman dari serangan pasukan Ukraina.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mendesak agar seluruh keluarga wajib militer menerima penempatan yang telah ditetapkan.
Hal ini yang mengundang Alaudinov bereaksi. Menurutnya, para prajurit wajib militer Rusia yang akan dikirim ke wilayah Kursk, mendapat jaminan mati syahid dan masuk surga jika mereka meninggal.
"Jika mereka tewas, para wajib militer yang bertempur di wilayah Kursk akan masuk surga. Saya mengamati tren ini akhir-akhir ini," ujar Alaudinov dikutip VIVA Militer dari UAWire.
"Seruan dan keberatan yang menyatakan bahwa wajib militer tidak boleh bertempur. Dan mereka bertanya, mengapa mereka ada di wilayah Kursk?" katanya.
Alaudinov bahkan memberi pertanyaan balik kepada pada keluarga wajib militer, tentang peran seorang warga negara yang punya kewajiban mempertahankan kemerdekaan Rusia hingga titik darah penghabisan.
"Teman-teman, jika anak-anak Anda yang berusia 18 tahun yang sudah berada di wajib militer tidak seharusnya membela tanah air, bahkan ketika musuh telah menyerang dan berada di wilayah kita," ucap Alaudinov.
"Maka saya punya satu pertanyaan untuk Anda, apa gunanya Anda dan anak-anak Anda di negara ini?" kata pernyataan Alaudinov melanjutkan.
Dengan tegas perwira militer asal Republik Chechnya itu menyatakan, para keluarga wajib militer tidak perlu mengubah aturan yang sudah ditetapkan.
Sebab seluruh pemuda dengan usia wajib militer tidak memerlukan perlakukan manja, karena menurut Alaudinov mereka adalah pejuang dan pembela tanah air.
"Kita seharusnya tidak mengubah wajib militer laki-laki berusia 18 tahun menjadi anak-anak yang perlu dimanja. Mereka adalah pembela tanah air, sama seperti kita. Mereka perlu dipersiapkan untuk ini," ujar Alaudinov.
"Tidak seorang pun akan mati tanpa takdir. Tetapi jika Anda mati membela tanah air dan iman Anda kepada Tuhan, Anda akan masuk surga. Apa yang bisa lebih baik bagi seseorang daripada surga di jalan Yang Mahakuasa? Tidak ada!" katanya.