Sederet Bukti Terbongkar, Senjata Buatan Amerika Dipakai Israel Membantai Rafah
- cnn.com
VIVA  – Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam genosida yang terjadi di kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, kembali terkuak. Sejumlah puing sisa bom yang digunakan oleh militer Israel, jadi bukti kuat bahwa rezim Joe Biden ikut bertanggung jawab dalam pembantaian warga sipil.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Middle East Eye, dalam 24 jam terakhir tercatat ada 75 orang warga sipil Gaza yang tewas akibat serangan tentara Israel di Rafah. Kebanyakan dari korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Sementara itu, serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Rafah yang berlangsung sejak Minggu 26 Mei 2024, juga melukai lebih dari 200 orang.
Sejumlah video yang beredar di banyak platform media sosial, terlihat kamp pengungsi Tal as-Sultan di Rafah terbakar. Akibatnya, banyak pengungsi yang sudah tidak memiliki tempat perlindungan karena kota ini adalah kota aman terakhir di Gaza.
Meskipun kebrutalan tentara zionis terus terjadi, Amerika sama sekali tidak berupaya untuk menghentikan aksi sekutunya. Biden bahkan menyebut jika tindakan Israel tidak melewati garis merah.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari CNN, sejumlah puing bom yang dipakai tentara Israel membombardir Rafah membuktikan keterlibatan Amerika. Salah satunya adalah puing Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39.
Bom luncur berpemandu presisi ini dirancang dan diproduksi sejak 2005 lalu oleh perusahaan multinasional Amerika, Boeing.
"GBU-39 adalah amunisi berpresisi tinggi yang dirancang untuk menyerang sasaran-sasaran penting yang strategis. Dan, menghasilkan kerusakan tambahan yang rendah," ucap pakar bahan peledak, Chris Cobb-Smith.
"Namun menggunakan amunisi apa pun, bahkan sebesar ini akan selalu menimbulkan risiko di daerah padat penduduk," ucap mantan perwira militer Inggris itu.
Sementara itu, mantan anggota penjinak bom Angkatan Darat AS (US Army), Trevor Ball, juga memberikan keterangannya terkait bukti puing bom. Ball memastikan, sisa bom itu adalah GBU-39.
"Bagian hulu ledak (amunisi) berbeda dan bagian pemandu serta sayapnya sangat unik dibandingkan dengan amunisi lainnya," ujar Ball.
"Bagian pemandu dan sayap amunisi seringkali merupakan sisa-sisa yang tersisa bahkan setelah amunisi diledakkan. Saya melihat bagian penggerak ekor dan langsung mengetahui bahwa itu adalah salah satu varian SDB/GBU-39," katanya.