Ebrahim Raisi, Almarhum Presiden Iran yang Ancam Lenyapkan Israel dari Peta Dunia
- ndtv.com
VIVA – Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter di wilayah Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Minggu 19 Mei 2024. Semasa hidupnya, Raeisi adalah pimpinan negara Timur Tengah yang sangat vokal menentang agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, helikopter Bell 212 yang ditumpangi Raisi dikabarkan mengalami kecelakaan saat melakukan perjalanan pulang dari perbatasan Azerbaijan-Iran.
Panglima Angkatan Bersenjata Iran (Artesh), Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, memerintahkan seluruh elemen militer Iran untuk melakukan operasi pencarian dan evakuasi.
Meskipun terkendala cuaca buruk dan medan yang sulit ditembus karena dikelilingi hutan lebat, tim pencarian akhirnya berhasil menemukan bangkai helikopter nahas tersebut. Termasuk, jenazah Raisi.
Sosok Raeisi mencuat saat Iran dengan tegas menentang agresi militer Israel di Gaza, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu.Â
Politisi yang wafat di usia 63 tahun itu juga diyakini adalah salah satu tokoh di balik serangan masif militer Iran ke israel, dalam Operation True Promise pada 13 hingga 14 April 2024.
Pasca serangan dahsyat ke Israel, Raisi menegaskan pihaknya akan kembali menggempur Negeri Zionis jika berani macam-macam lagi dengan Iran. Ia bahkan berjanji akan melenyapkan Israel dari peta dunia.
"Jika rezim Zionis sekali lagi melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah rezim ini akan tetap bertahan," ucap Raeisi dalam pidatonya di Islamabad, Pakistan, 24 April 2024, dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Iran, IRNA.
Selain itu, Raisi juga menjadi salah satu tokoh Timur Tengah yang anti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya negara-negara Barat.
Pernyataan keras kerap dilontarkan Raisi terhadap sikap Amerika dan sekutunya yang menyokong tentara Israel melakukan kejahatan perang di Gaza. Raisi menyatakan bawa pembelaan Amerika terhadap hak asasi manusia di Palestina adalah omong kosong.
"Saat ini pelanggar hak asasi manusia terbesar adalah Amerika dan Barat, dan klaim mereka untuk membela hak asasi manusia juga kosong," kata Raeisi.