Amerika Pembohong Besar, Nilai Paket Senjata Buat Israel Ternyata Tembus Rp20 Triliun

VIVA Militer: Tentara Israel membawa amunisi tank
Sumber :
  • timesofisrael.com

VIVA  – Sikap Amerika Serikat (AS) seketika berubah, setelah sebelumnya memastikan tidak akan mengirim senjata ke Israel untuk menggempur Rafah . Kini Paman Sam memastikan akan tetap menyuplai senjata ke Tel Aviv.

Serangan Udara Ukraina Bombardir Kursk, Jenderal Korut Terkapar

Pada 8 awal Mei 2024 lalu, Presiden Amerika , Joe Biden , menyatakan bahwa melewatkan tidak akan memasok kembali senjata ke Israel. 

Terutama, jika untuk menggempur kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina .

Penghancuran Bangunan Jadi Komponen Utama Israel Jajah Palestina, Menurut Laporan Uni Eropa

Alasan Biden saat itu adalah karena Rafah adalah kota terakhir yang jadi benteng pertahanan warga sipil Gaza, dan dihuni oleh jutaan pengungsi.

VIVA Militer: Paket kiriman senjata Amerika Serikat

Photo :
  • cnn.com
Senat AS Gagal Stop Penjualan Senjata Perang ke Israel tapi Teguran Keras untuk Biden

Biden juga tahu bertahan jika jumlah korban tewas yang jatuh akibat agresi militer Israel di Gaza sudah mencapai lebih dari 35.000 orang.

Akan tetapi, menurut laporan terbaru yang dilansir VIVA Militer dari Associated Press (AP) Amerika akan kembali menyumbangkan senjata buat militer Israel .

Hal ini diketahui setelah munculnya pernyataan dua orang pejabat Amerika yang identitasnya dirahasiakan. 

Kedua pejabat menyatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah memasukkan paket senjata untuk ditunjau Kongres AS.

VIVA Militer: Tentara Israel mengecek amunisi tank

Photo :
  • tehrantimes.com

Paket tersebut berisi tangki amunisi senilai US$700 juta (Rp11,2 triliun), kendaraan taktis sebesar US$500 juta (7,9 triliun), hingga mortir senilai US$60 juta (Rp956,3 miliar). 

Sikap Amerika yang tidak konsisten, disinyalir muncul akibat tekanan yang dilakukan oleh anggota Partai Republik yang pro-Israel terutama yang duduk di parlemen.

Hal ini dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk izin dari pihak Amerika kepada Israel, untuk terus melakukan genosida di Baitul Maqdis. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya