Israel Bombardir Rafah, Puluhan Warga Gaza Tewas

VIVA Militer: Serangan militer Israel di kota Rafah, Jalur Gaza
Sumber :
  • lbc.co.uk

VIVA – Militer Israel memulai aksi biadabnya membombardir wilayah Rafah di selatan Jalur Gaza, Palestina, sejak Senin 5 Mei 2024. Akibatnya, puluhan warga sipil termasuk anak-anak tewas dalam serangan tersebut.

Iran: Wanita dan Anak Peremuan di Gaza Hadapi Kekerasan yang Belum Terjadi Sebelumnya

Seorang sumber yang tak disebutkan identitasnya,  mengungkap jika tentara Israel menggunakan pesawat tempur untuk menyerang kota yang berbatasan dengan Mesir itu.

11 rumah menjadi sasaran serangan jet-jet tempur Angkatan Udara Israel (IAF), sejak Minggu 5 Mei 2024.

Iran Bersiap Serang Balik Israel, Kata Penasihat Senior Ali Khamenei

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency, banyak warga sipil Gaza yang tertimbun reruntuhan bangunan.

VIVA Militer: Jet tempur Israel menggempur Rafah, Palestina

Photo :
  • euronews.com
Siaga Perang Ukraina, Tentara Korut Nyamar Jadi Warga Rusia

Hingga berita ini diturunkan, setidaknya 26 orang warga Gaza tewas. Di dalamnya termasuk delapan orang anak-anak.

Dalam laporan lain yang dilansir VIVA Militer dari Middle East Monitor, dikabarkan bahwa unit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga di timur Rafah.

Tentara Israel mendesak warga Rafah untuk mengungsi ke kota al-Mawasi di selatan Gaza. Sekitar 100.000 warga Gaza diyakini akan dipindahkan ke tempat evakuasi.

Pasukan zionis menggempur Rafah hanya beberapa saat setelah rezim Benjamin Netanyahu, menolak usulan gencatan senjata.

VIVA Militer: Serangan militer Israel di kota Rafah, Jalur Gaza

Photo :
  • lbc.co.uk

Para pejabat Israel menuding pasukan Hamas Palestina yang justru menentang usulan gencatan senjata. Organisasi perjuangan Palestina juga dituduh melakukan siasat licik untuk membuat Israel jadi kambing hitam.

"Ini tampaknya merupakan tipu muslihat yang dimaksudkan untuk membuat Israel terlihat seperti pihak yang menolak kesepakatan," ujar seorang pejabat Israel yang tak disebutkan namanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya