Ratusan Tentara Amerika Mati Mengenaskan di Irak dan Suriah
- csmonitor.com
VIVA – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) mengungkap data terbaru terkait jumlah korban yang jatuh, di wilayah Irak dan Suriah. Ratusan tentara Amerika dipastikan tewas, sementara ratusan lainnya mengalami trauma hebat.
Lewat Juru Bicara, Mayor Peter Nguyen, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menguak jumlah prajuritnya yang tewas selama misi di kedua negara Timur Tengah tersebut.
Menurut Nguyen, 186 tentara Amerika tewas. Sementara, sekitar 130 orang lainnya mengalami cedera otak traumatis. Jumlah tersebut terhitung sejak 18 Oktober 2023, pasca agresi militer Israel dilancarkan ke Jalur Gaza, Palestina.
"Dari 186 korban tersebut, lebih dari 130 orang saat ini dinilai mengalami cedera otak traumatis," ucap Nguyen dilansir VIVA Militer dari media Turki, Yeni Safak.
Seperti yang diketahui, sejumlah basis militer Amerika Serikat (AS) menjadi sasaran serangan milisi yang beroperasi di Irak dan Suriah.
Pemerintah dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) meyakini jika ada peran Iran di balik serangan-serangan tersebut.
Gempuran milisi yang menyasar basis militer Amerika Serikat semakin meningkat dalam empat bulan terakhir, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan milisi Hamas dan derita rakyat Palestina.
Serangan milisi bertujuan untuk memaksa Amerika menghentikan dukungannya terhadap rezim zionis pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sudah membantai lebih dari 28.000 warga sipil di Gaza dan Tepi Barat.
Salah satu milisi yang gencar menggempur pasukan Amerika adalah Houthi yang berbasis di Yaman.
Pasukan pemberontak pimpinan Abdul Malik al-Houthi yang sampai saat ini berhasil memblokade Laut Merah dan sekitarnya, sempat menembaki kapal perusak peluru kendali USS Carney (DDF-64).
Kemudian, sebuah pangkalan rahasia militer Amerika Serikat di perbatasan Suriah-Yordania yang dikenal dengan julukan Menara 22 juga menjadi serangan drone misterius.
Tiga orang tentara Amerika tewas dalam insiden yang terjadi pada akhir Januari 2024 lalu. Pasca serangan, Presiden AS, Joe Biden, meyakini jika serangan itu sudah dirancang dengan baik oleh Iran dengan menggunakan kekuatan proksinya.
Sejumlah serangan juga terjadi di pangkalan militer AS di Suriah dan Irak, yakini di garnisun Al Tanf, pangkalan di kota Al-Shaddadi di Kegubernuran Al-Hasakah dan provinsi Deir ez-Zor, Suriah serta pangkalan di kota Al-Malikiyah dekat perbatasan Irak.