Propaganda Israel, Komandan Pasukan Elite Iran Disebut Ciut Lawan Amerika?
- news.cgtn.com
VIVA – Nama Brigadir Jenderal Esmail Qaani tengah disorot usai dikabarkan bereaksi keras terhadap serangan drone di Menara 22 di Yordania, yang menewaskan tiga orang tentara Amerika Serikat (AS).
VIVA Militer melaporkan dalam berita 29 Januari 2024, sebuah drone misterius menyerang pangkalan militer Amerika Serikat yang disebut Menara 22, di wilayah dekat perbatasan Yordania-Suriah.
Presiden AS, Joe Biden, langsung menuduh Iran sebagai dalang di balik serangan itu. Pemerintah AS bahkan langsung mengadakan pertemuan darurat untuk menyusun rencana tindakan balasan.
Menurut laporan terbaru yang dilansir VIVA Militer dari media Israel, Yehdioth Ahronoth, serangan yang dilakukan milisi pro-Iran terhadap Menara 22 justru mendapat tentangan dari Qaani.
Qaani yang merupakan Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), menentang keras tindakan milisi yang menyerang pangkalan Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) di Yordania.
Seorang utusan Qaani yang identitasnya dirahasiakan mengungkap bahwa ia diperintah oleh perwira tinggi militer Iran itu, untuk menemui pimpinan milisi dan memberikan teguran keras karena menyerang tentara Amerika.
Menurut utusan itu, Qaani memang senantiasa memelihara ketegangan dengan Amerika dan sekutunya. Akan tetapi, Qaani sama sekali tidak menginginkan sebuah tindakan berbahaya yang berisiko melahirkan perang.
"Anda telah melewati garis merah," ucap utusan Qaani menceritakan saat ia memarahi pimpinan milisi yang beroperasi di Irak dan Suriah.
"Kami tidak bisa membiarkan diri kami melakukan operasi militer yang akan memperburuk situasi. Kami tentu saja tertarik pada ketegangan yang berkelanjutan namun tidak pada situasi yang akan memaksa Amerika atau Israel untuk memulai perang."
Menurut laporan lain yang dilansir VIVA Militer dari Wall Street Journal, nama Qaani lansgung dengan dibandingka dengan pendahulunya, Almarhum Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Soleimani yang tewas terbunuh di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020 lalu, dinilai lebih bernyali dibandingkan dengan Qaani. Qaani disebut tidak memiliki kualitas kepemimpinan seperti Soleimani
Seorang pakar militer asal Iran yang identitasnya juga dirahasiakan, menyebut Qaani sering melawat ke negara-negara sekutu Iran dan proksinya di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman.
Tak cuma itu, pakar militer tersebut menguak jika Qaani lah yang memberi instruksi untuk menantang pasukan militer Amerika Serikat dan menebar ancaman terhadap militer Israel.
"Lawatan Qaani adalah untuk memasok senjata, amunisi, dan uang kepada sekutu dan proksi Iran. Baik dalam kunjungan publik atau secara sembunyi-sembunyi," ujar pakar militer Iran itu.
"Dia memberikan instruksi bagaimana menantang pasukan Amerika dan bagaimana mengganggu IDF dan politisi senior Israel. Namun, ia tidak menciptakan eskalasi sehingga pihak lain tidak memulai perang," katanya.