Amerika Nilai Rencana Israel Serang Lebanon Blunder, Cuma Cari Mati
- csis.org
VIVA – Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (DIA) ternyata sudah menerima laporan jika militer Israel berniat untuk menyerang Lebanon. Organisasi pimpinan Letnan Jenderal Scott Berrier dengan tegas menyatakan jika pasukan zionis akan mengalami kegagalan.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya jika rencana menginvasi Lebanon tak lepas dari keinginan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memberangus milisi Hizbullah.
Organisasi politik dan paramiliter Syiah Lebanon pimpinan Hassan Nasrallah kerap menyerang wilayah utara Israel, dalam tiga bulan terakhir. ]
Aksi Hizbullah adalah bentuk solidaritas terhadap perjuangan pasukan Hamas Palestina, dan sikap memaksa tentara Israel berhenti menginvasi Jalur Gaza yang terlah berlangsung selama lebih dari 100 hari dan memakan korban jiwa lebih dari 26.000 orang.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, juga menegaskan jika konflik bersenjata dengan Hizbullah kembali meletus, maka dampaknya akan jauh lebih besar.
Rencana IDF menyerang Lebanon juga diyakini untuk memaksa Hizbullah tunduk kepada Resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa 1701, yang dikeluarkan pada 2006 silam.
Rencana militer Israel justru mendapat kritik tajam dari DIA. Intelijen militer Amerika Serikat (AS) itu menyatakan jika kemungkinan berhasil pasukan zionis menghancurkan Hizbullah sangat kecil.
Sebab dalam analisa DIA, militer Israel tak memiliki jumlah pasukan yang besar. Sementara sampai saat ini, sejumlah besar personel masih dikonsentrasikan untuk membombardir Gaza.
"Jika mereka melakukan hal tersebut, penilaian rahasia baru dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menemukan bahwa akan sulit bagi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk berhasil," ujar pejabat AS yang identitasnya dirahasiakan.
"Karena, aset dan sumber daya militernya akan tersebar terlalu sedikit mengingat konflik yang terjadi di Gaza," katanya dikutip VIVA Militer dari Washington Post.
Menurut laporan lain yang dinukil VIVA Militer dari Russia Today, jumlah personel aktif militer Israel yang terlalu kecil dan hanya mengandalkan tentara cadangan, adalah faktor yang membuat Amerika yakin jika anak buah Netanyahu akan menemui kegagalan.
Saat melancarkan invasi militer ke Gaza, IDF memanggil sekitar 360.000 personel untuk menyerang milisi Hamas. Sementara ada informasi terbaru, jika banyak personel cadangan akan segera memasuki masa bebas tugas.