Segera Gempur Lebanon, Perang Israel-Hizbullah II Bakal Meletus
- cnn.com
VIVA – Tak puas menghabisi puluhan ribu warga sipil Palestina di Jalur Gaza, Israel dikabarkan akan memperluas perang dengan menggempur Lebanon. Kabar ini muncul setelah adanya laporan intelijen yang memberikan data ke media setempat.
Dilansir VIVA Militer dari Russia Today, media asal negara tersebut, LBCI Lebanon, mengklaim telah menerima laporan intelijen jika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan memulai perang di dua front.
Dalam laporannya, LBCI Lebanon menyebut jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sudah sangat siap untuk melenyapkan kelompok bersenjata pro-Palestina. Dalam hal ini tak lain adalah Hizbullah.
Seperti yang diketahui, milisi pimpinan Hassan Nasrallah kerap menyerang wilayah Israel sejak pasukan zionis melancarkan agresi militer ke Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dengan menggunakan roket dan mortir, milisi Hizbullah membombardir wilayah utara dan menewaskan sejumlah tentara Israel. Hal ini membuat militer Israel merespons dengan melancarkan serangan balik ke daerah selatan Lebanon.
Hizbullah berulang kali menyatakan tidak akan berhenti menggempur negara zionis, sampai militer Israel berhenti menyerang Gaza dan wilayah lainnya di Palestina.
"Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap untuk memulai perang besar-besaran melawan kelompok bersenjata pro-Palestina, Hizbullah, di Lebanon, bunyi pernyataan LBCI Lebanon, Sabtu 27 Januari 2024.
Lebih lanjut LBCI Lebanon menyatakan jika data intelijen diberikan kepada Hizbullah dari negara Arab yang identitasnya dirahasiakan.
Dalam laporan intelijen itu diketahui jika tujuan militer Israel menyerang Lebanon adalah memaksa Hizbullah untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) 1701.
Sebagai informasi, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 berisi tentang desakan untuk menghentikan pertikaian antara Israel dan Hizbullah, yang dikeluarkan pada 11 Agustus 2006 silam.
Menurut LBCI, laporan intelijen mengenai rencana Israel telah diberikan kepada Hizbullah oleh negara Arab yang tidak disebutkan namanya.
"Potensi kampanye IDF akan ditujukan untuk memaksa militan agar mematuhi Resolusi Keamanan PBB 1701, yang diadopsi setelah berakhirnya perang terakhir Israel-Lebanon pada tahun 2006," lanjut laporan LBCI Lebanon.
Pekan lalu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, membeberkan jika pihaknya akan mengerahkan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dalam Perang Lebanon 18 tahun lalu,
Halevi memastikan, kemungkinan konflik dengan Beirut jauh lebih tinggi dibandingkan masa lalu. Oleh sebab itu, militer Israel tengah berada dalam kondisi meningkatkan kesiapan untuk serangan lintas perbatasan.