Milisi Houthi Tetap Ganas Usai 10 Hari Dibombardir, Amerika Siapkan Siasat Baru

VIVA Militer: Milisi Houthi Yaman
Sumber :
  • dailysabah.com

VIVA – Militer Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah merancang strategi baru untuk menghentikan serangan milisi Houthi Yaman di Laut Merah. AS sebelumnya mengakui kegagalnnya dalam serangan 10 hari.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Washington Post, pemerintah dan militer Amerika Serikat dikabarkan bakal melancarkan serangan bom lanjutan ke Yaman.

Targetnya masih sama, melemahkan milisi pimpinan Abdul Malik al-Houthi dan mengamankan dan menjaga perairan internasional Laut Merah.

Komandan PMPP TNI Sematkan Baret Biru UN Kepada 22 Prajurit Pilihan Satgas Level II Hospital UNIFIL

"Amerika Serikat sedang mempersiapkan kampanye pengeboman berkelanjutan di Yaman, ucap seorang pejabat AS yang identitasnya dirahasiakan.

VIVA Militer: Armada tempur Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Merah

Photo :
  • foxnews.com
Brigjen TNI Umar Farouq Lantik Mayor Marinir Tutang Jadi Komandan Denma Pasmar 1

"Setelah sepuluh hari serangan udara gagal melemahkan kemampuan pejuang Houthi,  untuk menargetkan kapal-kapal di Laut Merah," katanya.

VIVA Militer melaporkan dalam berita Minggu 21 Januari 2024, Presiden AS, Joe Biden, mengakui langsung kegagalan pasukannya menghantam Houthi (Ansar Allah) dalam serangan yang dilancarkan sejak 12 Januari 2024.

Meski demikian, Biden juga memastikan bahwa pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) akan terus berupaya mengamankan Laut Merah dari serangan Houthi.

Namun demikian, Washington Post justru mengkritik sikap pemerintah dan militer Amerika Serikat yang tidak transparan terkait hasil operasi dan kapan misi di Yaman akan berakhir.

VIVA Militer: Ledakan akibat serangan udara militer Amerika Serikat di Yaman

Photo :
  • X/@Alsakaniali

"Tidak jelas kapan kemampuan militer Houthi akan mengalami kerusakan parah. Pemerintahan Presiden Joe Biden tidak memperkirakan operasi yang berlarut-larut seperti kampanye AS di Irak atau Afghanistan," bunyi laporan Washington Post.

"Namun pada saat yang sama tidak dapat memberikan kerangka waktu kapan kemampuan militer Houthi akan dikurangi secara memadai," kata laporan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya