Duit Amerika Boncos Disedot Israel, Pasukan Ukraina Bakal Rontok Akibat Krisis Senjata
- thehill.com
VIVA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta bahwa militer Ukraina sangat kekurangan senjata, dalam menghadapi perang melawan pasukan Rusia melawan tentara Rusia.
Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan AS, Laksamana Muda (Purn.) John Kirby, adalah pejabat tinggi yang membeberkan situasi yang harus dihadapi pasukan Volodymyr Zelensky.
Militer Ukraina harus menghadapi fakta persediaan senjata dan amunisi yang semakin menipis. Apalagi, pasukan di bawah komando Jenderal Valerii Zaluzhnyi harus menghadapi cuaca ekstrem musim dingin.
Kirby memastikan masih ada sejumlah senjata militer Ukraina yang jumlahnya cukup banyak. Sayangnya, jumlah yang ada hanya bisa bertahan dalam dua sampai tiga bulan ke depan.
Akan tetapi, ada senjata dan amunisi lain yang memiliki peran vital justru jumlahnya sangat sedikit. Menurut Kirby, situasi ini sangat mungkin membuat militer Ukraina kalah perang, jika Rusia melancarkan serangan besar-besaran.p
"Ada beberapa amunisi yang mereka miliki dalam jumlah besar, yang akan bertahan selama dua hingga tiga bulan ke depan," ucap Kirby dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
"Dan, ada juga amunisi lain yang tidak akan cukup untuk jangka waktu yang lama. Banyak hal bergantung pada apa yang dilakukan Rusia, dan apa yang harus mereka pertahankan," katanya.
Lebih lanjut Kirby menyatakan, salah satu yang paling dibutuhkan Angkatan Bersenjata Ukraina adalah rudal sistem pertahanan udara. Sayangnya, senjata ini yang jumlahnya terus berkurang.
Ketergantungan Ukraina terhadap pasokan senjata dan amunisi dari Amerika dan negara-negara Barat, dianggap Kirby justru jadi alasan kurangnya perhitungan dan perencanaan komando Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Pada 16 Januari 2024 lalu, Kirby sempat menyebut ketidakpastian bantuan Amerika ke Ukraina dikarenakan negaranya tengah kekurangan anggaran.
Sebab seperti yang diketahui, Amerika adalah negara yang menggelontorkan dana paling besar demi menyokong Ukraina dalam perang melawan agresi militer Rusia.
Sejak invasi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia digelar pada 24 Februari 2022, AS telah mengeluarkan bantuan keuangan dan senjata sebesar US$48,7 miliar. Jumlah tersebut dilaporkan Kongres AS pada 3 Januari 2024 lalu.
Tak hanya itu, dana Amerika juga dikirim ke Timur Tengah untuk menyokong agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina. Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency, AS sudah menggelontorkan dana sebesar US$17 miliar.
Belum lagi menghadapi situasi terkini, di mana militer Amerika Serikat dan Inggris baru saja melancarkan serangan masif ke Yaman, dengan sasaran kelompok milisi Houthi (Ansar Allah).