Saleh Al-Arouri, Pentolan Hamas yang Kepalanya Dihargai 5 Juta Dolar Amerika
- X/@PalestineChron
VIVA – Sosok Saleh Al-Arouri tak hanya ditakuti oleh pemerintah zionis dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Nama pria 57 tahun itu juga menjadi salah satu yang paling dicari oleh Amerika Serikat (AS).
Bukan cuma memiliki peran sebagai Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Al-Arouri adalah sosok sentral di unit sayap militer Brigade Izz ad-Din al-Qassam, karena ia adalah salah satu pendirinya.
Sempat ditangkap tentara Israel dan dipenjara selama 15 tahun, Al-Arouri memilih untuk tinggal di Beirut, Lebanon, dalam pengasingan.Â
Akan tetapi, Al-Arouri tetap berpikir keras bagaimana cara mengusir pasukan militer Israel dari tanah Palestina. Sesaat sebelum serangan Hamas ke Israel, 7 Oktober 2023 lalu, Al-Arouri bahkan diancam dibunuh oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Setelah agresi militer Israel dilancarkan, dalam beberapa pekan terakhir Al-Arouri mengambil peran sebagai Juru Bicara Hamas.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Al Jazeera, Al-Arouri sempat menyatakan pada Desember 2023 bahwa Hamas tidak akan membuat kesepakatan pertukaran tahanan baru dengan tentara Israel. Kecuali, Pasukan Pertahanan Israel mau menghentikan serangannya di Jalur Gaza.
Selain menjadi buruan pemerintah Israel, Al-Arouri juga merupakan salah satu buronan paling dicari oleh Amerika. Sejak tahun 2015, pemerintah AS memasukkan nama Al-Arouri dalam daftar teroris global.
Demi menangkapnya, pemerintah Amerika menghargai kepala Al-Arouri seharga US$5 juta, atau setara dengan Rp77,5 miliar, bagi siapa saja yang berhasil meringkusnya.
Hingga akhirnya, Al-Arouri dikabarkan tewas dalam serangan drone tempur militer Israel di pinggiran ibukota Beirut, Lebanon.Â
Sebuah bangunan yang diyakini sebagai markas Hamas dibombardir pesawat tanpa awak Israel, dan mengakibatkan enam orang tewas. Selain Al-Arouri dua pimpinan Brigade al-Qassam, Samir Findi dan Azzam Al-Aqraa juga tewas dalam serangan tersebut.
Hingga saat ini, baik pemerintah maupun militer Israel belum memberikan keterangan resmi terkait kabar kematian Al-Arouri.Â
Akan tetapi, salah seorang penasihat Netanyahu, Mark Ragev, menyebut jika ini adalah serangan mendalam terhadap Hamas. Ragev juga memastikan, serangan tersebut tidak ditujukan kepada Lebanon.
"Siapapun yang melakukannya, harus jelas. Ini bukanlah serangan terhadap negara Lebanon. Siapa pun yang melakukan ini melakukan serangan bedah terhadap kepemimpinan Hamas," ujar Ragev.