Kaleidoskop 2023: Maut di Front Timur, Ribuan Tentara Ukraina Jadi Tumbal Nafsu Zelensky
- ria.ru
VIVA – Saat Rusia diguncang pemberontakan tentara bayaran PMC Wagner Group, ternyata Ukraina diam-diam menyusun strategi serangan balik. Ambisi besar Volodymyr Zelensky mendapat respons positif dari Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat.
Langkah Amerika dan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dimulai dengan mendaratkan sejumlah unit Tank Tempur Utama (MBT) Leopard 2.
Kendaraan tempur buatan Jerman itu diklaim akan menunjukkan peran penting dalam pertempuran melawan unit militer Rusia. Salah satu negara NATO yang pertama kali mengirim tank Leopard
Ukraina yang kehilangan sebagian besar wilayahnya di front timur, mengusung misi serangan balasan terhadap militer Rusia.
Dengan sokongan senjata yang disponsori Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Zelensky mulai merencanakan langkah memukul balik tentara Rusia.
Leopard Mendarat
Optimisme tinggi diusung militer Ukraina, saat sejumlah negara NATO mulai menyuplai Tank Tempur Utama (MBT) Leopard 2 buatan Jerman.
Tiga negara NATO sekutu Amerika yang pertama mengirim sejumlah unit tank Leopard 2 adalah Jerman, Norwegia dan Polandia.
Norwegia mengonfirmasi langsung pengiriman kendaraan tempur lapis bajanya, berikut para prajurit yang ditugaskan untuk melatih tentara Ukraina dalam pengoperasian Leopard 2.
"Tank Leopard 2 Norwegia telah dipasok ke Ukraina, pelatihan personel sedang berlangsung," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Norwegia, dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, 21 Maret 2023.
Sepekan berselang, giliran Jerman yang ikut mendaratkan salah satu senjata yang diklaim paling mutakhir di abad ini.
Lewat akun X resminya, Kementerian Pertahanan Jerman mengonfirmasi pengiriman 18 unit Leopard 2A6 lengkap dengan amunisi persenjataan dan suku cadang.
"Dijanjikan - terkirim: 18 tank Leopard 2 A6, serta amunisi dan suku cadang, tiba di Ukraina hari ini," bunyi cuitan Kementerian Pertahanan Jerman di akun X resminya, 27 Maret 2023.
Meski menerima senjata canggih sekelas Leopard 2, ternyata militer Rusia beserta sekutunya tak kesulitan melibas tank tersebut.
Pasukan tentara bayaran Rusia, PMC Wagner Group, berhasil menghancurkan tank Leopard 2 pertama yang dikirim oleh Polandia dalam kontak tembak di desa Yagodnoye, Artyomovsk (Bakhmut), Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Hal ini diungkap langsung oleh pentolan tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, yang juga menjelaskan penggunaan Rudal Kendali Anti-Tank (ATGM) dalam aksi pasukannya.
"Pejuang PMC Wagner melakukan serangan dari ATGM ke tank Jerman," ucap Prigozhin dinukil VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
Seteru dalam Aliansi
Aksi serangan balik yang dilancarkan militer Ukraina sejak 4 Juni 2023, belum juga menelurkan hasil signifikan. Faktanya, tentara Rusia masih bercokol di sejumlah wilayah timur yang dicaplok.
Hasil ini jelas membuat Zelensky tak puas. Orang nomor satu Ukraina menginginkan perang terus berlanjut, tanpa berpikir kerugian besar yang sudah ditelan.
Baik sejak invasi militer Rusia setahun lalu maupun sejak operasi serangan balik, ratusan ribu tentara Ukraina tewas, sementara dalam jumlah lebih besar mengalami luka-luka.
Tak ayal, ambisi Zelensky banyak ditentang oleh kalangan militer tak terkecuali para tentara Ukraina.
Prajurit Ukraina merasa jika mereka hanya dijadikan tumbal para pejabat tinggi, termasuk Zelensky. Sementara, mereka juga mendengar informasi soal korupsi besar-besaran dana perang yang terjadi.
Pada pertengahan Desember 2023, Gubernur Kherson, Vladimir Saldo, membongkar ketegangan yang terjadi antara Zelensky dengan Angkatan Bersenjata Ukraina.
"Atas nama saya sendiri, saya ingin menambahkan bahwa di Angkatan Bersenjata Ukraina ada ketidakpuasan yang semakin besar terhadap rencana Zelensky untuk berperang sampai Ukraina terakhir," ujar Saldo.
"Hal ini dilaporkan oleh para tahanan yang menyerah di wilayah Krynik: untuk menghentikan Zelensky, kemarahan tentara Ukraina siap mengarahkan senjatanya ke Kyiv," katanya.
Di sisi lain, Parlemen Ukraina juga melontarkan kritik keras terhadap Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal Valerii Zaluzhnyi.
Wakil Ketua Komite Keamanan, Pertahanan dan Intelijen Parlemen Ukraina, Maria Bezuglaya, menyebut Zaluzhnyi tidak punya visi dan misi yang jelas, jelang bergulirnya tahun kedua perang.
"Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina tidak dapat memberikan rencana (strategis) untuk tahun 2024," ujar Bezuglaya dikutip VIVA Militer dari Russia Today.
"(Zaluzhnyi) tidak memiliki rencana untuk jenis peperangan apa pun, baik besar atau kecil, asimetris atau simetris," katanya.