Bikin Geger, Lusinan Bangkai Panser Amerika Tergeletak di Front Selatan Ukraina
- X/@clashreport
VIVA – Diklaim sebagai kendaraan tempur paling efektif bagi militer Ukraina menghadapi pasukan Rusia, M-2 Bradley dalam jumlah lusinan justru hancur dan rusak parah saat digunakan.
Kendaraan lapis baja buatan perusahaan Amerika Serikat, BAE Systems Platforms & Services, telah digunakan tentara Ukraina dalam pertempuran selama 22 bulan.
Memiliki senjata autocannon 25 milimeter, kendaraan tempur ini memiliki bobot 28 ton dan mampu melindungi tentara Ukraina dari ranjau, artileri berat, bahkan rudal.
Akan tetapi, klaim Ukraina dan Amerika Serikat terbukti salah.
VIVA Militer: Lusinan bangkai kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat
- X/@clashreport
Sebuah video beredar luas di sejumlah akun media sosial Instagram dan X, yang menunjukkan lusinan bangkai Kendaraan Tempur Bradley (BFV) di Avdiivka, Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Dalam rekaman berdurasi 15 detik itu terlihat bagaimana kondisi kendaraan ciptaan Amerika, yang rusak parah. Bahkan, beberapa unit M-2 Bradley kehilangan menara dan meriamnya.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Forbes, seluruh rongsokan M-2 Bradley itu adalah milik Brigade Mekanis ke-47 Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Sebab unit tersebut adalah satu-satunya yang menggunakan kendaraan tempur tersebut.
VIVA Militer: Bangkai Kendaraan Tempur Bradley (BFV) buatan Amerika Serikat
- almanar.com.lb
Bangkai Bradley itu diperkirakan sudah sekitar lima bulan tergeletak di Avdiivka, pasca kegagalan serangan yang dibangun Brigade ke-47.
Pada Juli 2023 lalu, pasukan yang berada di bawah kendali Komando Operasi Utara Angkatan Darat Ukraina babak belur dihajar tentara Rusia.
Sejumlah unit kendaraan lapis baja Bradley milik mereka terjebak di ladang ranjau di wilayah selatan Mala Tokmachka, Zaporizhzhia. Kekalahan telak membuat Brigade Mekanis ke-47 ditarik mundur dan dipindahkan ke Avdiivka.
Brigade Mekanis ke-47 disebut diperkuat sekitar 200 unit kendaraan tempur lapis baja Bradley, yang dikirim Amerika sejak militer Rusia menggelar invasi pada 24 Februari 2023 lalu.
