Bangkai Pasukan Marinir Ukraina Bergelimpangan di Sungai Dniper, Ada Sudah Jadi Bangkai
- washingtonpost.com
VIVA – Pembantaian brutal tentara Rusia terhadap pasukan Korps Marinir Ukraina menjadi pukulan telak terhadap Presiden Volodymyr Zelensky. Misi bunuh diri merebut sisi barat Sungai Dniper membuat lusinan tentara tewas di wilayah Kherson.
VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, seorang anggota Marinir Ukraina mengungkap bagaimana ia dan rekan-rekannya dipaksa untuk menyeberangi Sungai Dniper.
Ternyata, keganasan tentara Rusia membuat pasukan militer Ukraina sangat terintimidasi. Menurut prajurit marinir itu, tembakan masif menghantam banyak rekannya sebelum mampu mencapai sisi barat.
Bahkan saat mereka baru saja tiba di sisi timur Dniper, militer Rusia sudah lebih dulu menggempur.
Di sisi lain, para perwira yang menjadi komandan unit menolak kedatangan media yang kemungkinan bisa membongkar misi bunuh diri tersebut.
Anggota Marinir Ukraina itu juga menyaksikan mayat-mayat sesama prajurit yang tersangkut di lumpur. Ia bahkan melihat ada juga yang sudah menjadi bangkai, karena ditinggalkan selama berbulan-bulan.
"Pasukan baru yang tiba di tepi timur harus melangkahi mayat marinir yang tersangkut lumpur," ucap prajurit Marinir Ukraina itu dikutip VIVA Militer dari The New York Times.
"Beberapa jenazah telah ditinggalkan di sana selama berbulan-bulan, karena penembakan yang terlalu intensif untuk diambil dari kumpulan lumpur dan serpihan pohon," katanya.
Tentara Ukraina itu bahkan membandingkan bagaimana kedahsyatan serangan militer Rusia di Dnier, dengan saat ia diterjunkan di pertempuran Artyomovsk, Republik Rakyat Donetsk (DPR).
"Mereka bahkan tidak mengerti kemana tujuan mereka. Mereka tidak diberitahu oleh komando yang (mengirim) mereka ke sana," ujar tentara Ukraina itu melanjutkan.
"Tidak mungkin mendapatkan pijakan di sana. Tidak mungkin memindahkan peralatan ke sana. Tidak ada yang namanya pos atau posisi pengamatan," katanya.