Tolak Perintah Perang, Pasukan Tank Ukraina Rampok Rumah dan Palak Warga Sipil
- militaryland.net
VIVA – Sejumlah tentara Ukraina dikabarkan telah membantah perintah komando militer pusat, untuk terjun dalam pertempuran di Republik Rakyat Donetsk (DPR). Para prajurit malah melakukan tindak kriminal dengan merampok dan memeras warga sipil.
Aksi biadab ini diungkap oleh seorang tentara Ukraina yang menjadi tahanan perang (PoW) militer Rusia, Valery Kuryachenko. Ia membeberkan bagaimana sejumlah komandannya terlibat dalam perampokan dan pemerasan.Â
Menurut Kuryachenko, para perwira dan prajurit yang terlibat dalam aksi kriminal itu berasal dari unitnya di Brigade Tank Terpisah ke-17 Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Aksi pertama dilakukan saat mereka ditempatkan di wilayah Kramatorsk, Republik Rakyat Donetsk. Diungkap Kuryachenko, masyarakat Kramatorsk tidak senang dengan kedatangan pasukannya.
Oleh karena itu, para perwira militer Ukraina membalas perlakuan warga sipil Kramatorsk dengan tindakan represif. Atas perintah komandannya, para prajurit mengambil paksa mobil-mobil dan memeras uang warga.
"Di Kramatorsk, penduduk setempat tidak terlalu ramah terhadap kami. Mereka selalu berbisik-bisik di belakang kami," ucap Kuryachenko.
"Beberapa komandan dan tentara kami diketahui memeras mobil dari orang-orang, atau mengambil uang," katanya dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.
Tak berhenti sampai di situ, setelah mendapat perintah bergerak ke wilayah Chasiv Yar tindakan yang sama juga terjadi.
Setelah sempat terlibat kontak tembak dengan pasukan militer Rusia, Kuryachenko menyatakan unitnya menerima kekalahan telak. Akibatnya mereka ditarik mundur dan dipindahkan ke Chasiv Yar.
Lagi-lagi para komandan memerintahkan anak buahnya untuk merampok rumah warga sipil, dan kembali menolak perintah berperang.
"Kami dipindahkan, karena brigade ke-17 rupanya menderita kerugian. Dan, kami terikat pada brigade ini. Kami ditempatkan di Chasovy Yar," ujar Kuryachenko melanjutkan.
"Brigade ke-17 melakukan penjarahan di sana. Mereka tidak mau berperang dan terlibat dalam penjarahan. Mereka membawa pergi perabotan dan rumah tangga peralatan (dari rumah pribadi)," katanya.