Israel Ancam Gantung Para Pentolan Hamas Seperti Saddam Hussein
- X/@IsraelArabic
VIVA – Pemerintah Israel menebar ancaman terhadap para pemimpin organisasi Hamas Palestina, akan memperlakukan mereka seperti yang dialami mantan Presiden Iran, Saddam Hussein.
Lewat akun XÂ resmi berbahasa Arab, pemerintah Israel memaksa para pentolan Hamas termasuk sayap militer, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, untuk segera menghentikan perang di Gaza.
Rezim zionis pimpinan Benjamin Netanyahu bahkan menyebut para pemimpin Hamas adalah sosok tiran, pelaku kejahatan kemanusiaan.
Hal itu juga yang ditujukan pemerintah Israel terhadap penangkapan dan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Saddam, pada 30 Desember 2003 silam.
Dalam unggahannya, pemerintah Israel bahkan menyertakan foto seorang prajurit militer Amerika Serikat (AS) bersama jenazah Saddam pasca dihukum mati.
"Hari ini menandai 20 tahun sejak penangkapan tiran Irak Saddam Hussein, saat dia bersembunyi di lubang tanah seperti tikus," bunyi pernyataan pemerintah Israel.
"Dia diadili untuk dimintai pertanggung jawaban atas kejahatan besar yang dilakukannya terhadap warga Irak, Kurdi, Kuwait dan masyarakat lain di wilayah tersebut," lanjut pernyataan tersebut.
Dilansir VIVA Militer dari Shafaq News, pemerintah Israel mengancam akan membuat nasib para pemimpin Hamas seperti Ismail Haniyyeh, Yahya Sinwar dan Mohammad Deif, sama seperti mantan pemimpin Irak tersebut.
"Nasib tiran ini adalah contoh bagi mereka yang, terutama bagi para pemimpin Hamas," kata pemerintah Israel melanjutkan.
"Para penjahat teroris yang melakukan kejahatan paling mengerikan yang kini bersembunyi di terowongan," lanjut pemerintah Israel.
Secara tersirat rezim zionis juga membenarkan pembantaian yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil Gaza, dan menjadikan para pimpinan Hamas sebagai penyebabnya.
"Lebih baik kalian menyelamatkan rakyat Gaza yang rentan dari penderitaan lebih lanjut, dan membuang senjata kalian yang tidak ada gunanya bagi kalian, dan menyerahkan diri kalian sendiri," ujar pemerintah Israel.