Puluhan Tentara Tewas, Kapal Selam Nuklir China Hilang di Laut Kuning
- tass.com
VIVA – Sebuah kapal selam pembawa rudal balistik nuklir (SSBN) milik militer China dikabarkan hilang di Laut Kuning. Kapal selam Tipe 094B yang juga bertenaga nuklir, hilang kontak sejak 21 Agustus 2023 lalu.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Mail, informasi hilangnya kapal selam nuklir China ini justru diungkap oleh Dinas Intelijen Rahasia Inggris (MI6).
Â
Kapal selam nuklir Tipe 094B dilaporkan tengah menjalankan misi di Laut Kuning, sebelum terjadi kecelakaan sekitar pukul 08.12 waktu setempat.
Salah satu armada andalan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) itu disebut telah menabrak jaring, yang justru dipasang oleh militer China sendiri.
Perangkap itu ditebar militer China di bawah permukaan Laut Kuning, untuk menjerat kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan negara sekutunya semisal Inggris, Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
Kapal nahas itu membawa 55 awak di dalamnya, dan diyakini seluruhnya telah tewas. Para awak kapal terdiri dari 22 perwira, tujuh perwira taruna, sembilan perwira pertama, dan 17 prajurit lainnya termasuk komandan kapal, Kolonel Xue Yong-Peng.
"Intelijen melaporkan bahwa pada tanggal 21 Agustus terjadi kecelakaan di kapal saat menjalankan misi di Laut Kuning," bunyi pernyataan Dinas Intelijen Rahasia Inggris.
"Kapal selam itu menabrak penghalang rantai dan jangkar yang digunakan Angkatan Laut Tiongkok," lanjut pernyataan tersebut.
Lebih lanjut Dinas Intelijen Rahasia Inggris memprediksi kematian para awak kapal disebabkan oleh hipoksia, akibat keracunan oksigen usai kegagalan sistem.
Kerusakan akibat tabrakan setidaknya membutuhkan waktu enam jam untuk memperbaiki, agar kapal bisa naik ke permukaan. Selama itu lah sistem oksigen gagal berfungsi, sehingga meracuni seluruh awak.
"Pemahaman kami adalah kematian disebabkan oleh hipoksia karena kesalahan sistem pada kapal selam," kata Dinas Intelijen Rahasia Inggris.
"Perlu waktu enam jam untuk memperbaiki dan memunculkan kapal. Sistem oksigen di dalam pesawat meracuni kru setelah terjadi kegagalan besar," lanjut pernyataan tersebut.
China secara resmi membantah insiden ini. Pemerintah di bawah komando Presiden Xi Jinping juga tak meminta bantuan internasional untuk melakukan pencarian dan evakuasi kapal selam tersebut.