Tentara Ukraina Tak Becus Pakai, Tank Baja Kiriman Barat Hancur-hancuran

VIVA Militer: Bangkai tank Leopard 2 buatan Jerman
Sumber :
  • sputnikmediabank.com

VIVA –  Tak bisa menutupi lagi, lusinan kendaraan tempur kiriman negara-negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO ) banyak yang hancur saat digunakan tentara Ukraina . Salah satu faktornya adalah, kemampuan pengoperasian oleh anak buah Volodymyr Zelensky.

Jalankan Perintah Prabowo, Helikopter TNI Distribusi 1000 Makanan Bergizi Gratis ke Pedalaman Papua

Seperti yang diketahui, negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) secara kompak menyuplai kendaraan tempurnya demi mendukung perlawanan Ukraina terhadap invasi militer Rusia .

Amerika tercatat sudah mengirim lebih dari 180 unit kendaraan tempur lapis baja M2 Bradley

Armada Perang Amerika dan Tiongkok Siaga di Laut China Selatan

Sementara itu, Belanda, Denmark,  Finlandia, Jerman, Kanada, Norwegia dan Polandia, mendaratkan sejumlah Tank Tempur Utama (MBT) Leopard 2.

VIVA Militer: Bangkai tank Leopard 2 buatan Jerman di Ukraina

Photo :
  • eurasiantimes.com
Sempat Ditolak KKP, TNI AL Tegaskan Akan Lanjutkan Pembongkaran Pagar Laut di Perairan Tangerang

Di sisi lain, Jerman dan Polandia tak cuma memberi tank Leopard saja. Jerman sepakat memberikan meriam swagerak Panzerbaubitze 2000. Sementara Polandia juga mengirim kendaraan berfungsi sama, AHS Krab 155 milimeter.

Negara NATO lainnya, Inggris, tak mau kalah. Negara Raja Charles III mendaratkan tank yang tak kalah mutakhir, Challanger 2.

Sayangnya, kendaraan lapis baja kiriman negara-negara Barat itu justru gagal menjawab tantangan dan jadi mangsa empuk rudal dan artileri berat militer Rusia.

Seorang perwira militer Ukraina yang identitasnya dirahasiakan, mengungkap jika setelah menjadi sasaran serangan tentara Rusia kendaraan-kendaraan ini sulit bahkan tidak bisa diperbaiki.

VIVA Militer: Tank Challanger 2 buatan Inggris dihancurkan tentara Rusia

Photo :
  • ria.ru

Jumlahnya mencapai 30 persen, lebih banyak jika dibandingkan kendaraan tempur berusia tua yang dimiliki Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) yang diwarisi Uni Soviet.

Masalah utamanya ada di sistem elektronik digital, yang memerlukan semua teknisi tentara Ukraina paham cara pengoperasiannya. Waktu pelatihan personel yang terlalu cepat, juga menjadikan sumber kegagalan senjata-senjata Barat ini tampil maksimal di medan laga.

“Jika mereka merawat elektroniknya, maka itu akan berhasil,” ucap Armin Papperger, Direktur Eksekutif Rheinmetall , perusahaan Jerman pembuat meriam swagerak Panzerhaubitze 2000 .

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya