Geger, Video Putra Jenderal Muslim Rusia Pukuli Tersangka Pembakar Al-Quran
- ria.ru
VIVA – Kemarahan putra Adam Kadyrov, putra Kepala Republik Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov, diluapkan kepada Nikita Zhuravel, tersangka pembakar kitab suci Al-Quran.
Sebuah video beredar luas di sejumlah akun media sosial, di mana Adam terekam kamera memukuli Zhuravel di pusat penahanan pra-sidang Grozny, Republik Chechnya.
Dalam video dengan durasi 6 detik, terlihat Adam memukul dan menendang Zhuravel di sebuah ruangan. Meski sang penista agama sudah jatuh tersungkur, hantaman bertubi tetap dilayangkan Adam.
Menyikapi hal ini, Kadyrov sama sekali tidak menyalahkan putranya. Sebagai seorang muslim, Kadyrov memahami tindakan sang putra karena membela kehormatan Islam.
Meskipun tak sedikit publik yang mengecam tindakan putranya, Kadyrov menegaskan bahwa ia bangga atas apa yang dilakukan Adam.
Sebab menurut perwira tinggi militer Rusia itu, Zhuravel telah menyinggung jutaan umat Islam tak hanya di Rusia, tetapi juga di dunia. Oleh karena itu, tersangka harus menerima konsekuensi yang berat.
"Tanpa berlebihan ya, saya bangga dengan tindakan Adam," ucap Kadyrov dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
"Dia selalu dibedakan oleh keinginan untuk tumbuh, bukan di antara teman-temannya, tetapi di antara orang-orang yang lebih tua. Berkat itu dia membentuk cita-cita orang dewasa tentang kehormatan, martabat, dan pembelaan agamanya. Saya hormati pilihannya," katanya.
Pada Agustus 2023 lalu, Komisaris Hak Asasi Manusia, Tatyana Moskalkovka, telah meminta Ombudsman Republik Chechnya, Mansur Soltaev, untuk memeriksa informasi tentang pemukulan terhadap Nikita Zhuravel.
Zhuravel sendiri ditangkap otoritas keamanan Rusia, usai diyakini telah membakar Al-Quran pada 19 Mei 2023 lalu. Ia melakukan tindakan itu di dekat Masjid Katedral, Volgograd.
Tak hanya itu, Zhuravel juga sengaja merekam aksnya membakar Al-Quran dan menyebar luaskannya di sejumlah platform media digital. Tak terkecuali di portal yang dikendalikan oleh Pusat Informasi dan Operasi Psikologi (TsIPSO) militer Rusia.
Selama interogasi, Zhuravel mengaku bahwa aksinya itu dilakukan atas arahan dinas intelijen Ukraina. Ia juga mengaku dijanjikan imbalan uang sebesar 10.000 Rubel, atau senilai Rp1,62 juta.