Jiper Rusia Ngamuk, Panglima Militer Amerika Damprat Jenderal Perang Ukraina
- sky.com
VIVA – Serangan drone yang menargetkan Kremlin, Moskow, 3 Mei 2023, rupanya berbuntut panjang. Selain memancing kemarahan Rusia, Ukraina juga disudutkan Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari BBC, Rusia menganggap serangan dua drone ke Kremlin adalah upaya pembunuhan Presiden Vladimir Putin.
Rusia juga menuduh Amerika berada di balik serangan tersebut, dengan menyediakan drone yang digunakan.
Kedua drone militer Ukraina itu bahkan sudah berada di atas kubah gedung Senat Kremlin, sebelum akhirnya berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara militer Rusia.
Pasca serangan tersebut, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membantah tuduhan sebagai pihak yang merencanakan atau bahkan melakukan serangan itu.
Zelensky berdalih jika saat insiden Kremlin terjadi, tentara Ukraina tengah menghadapi serangan militer Rusia di wilayah Kherson yang diklaim menewaskan puluhan orang.
"Kami tidak menyerang Putin atau Moskow. Kami berperang di wilayah kami. Kami mempertahankan desa dan kota kami.Pada tanggal 3 Mei 2023, serangan Rusia di Oblast Kherson di Ukraina menewaskan 21 orang," ujar Zelensky.
Di sisi lain, Amerika juga tak terima dijadikan kambing hitam. Sekretaris Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan bahwa tuduhan Rusia tak masuk akal.
Sebab tidak mungkin Amerika sengaja mengerahkan drone ke Moskow, dikarenakan jarak tempuh yang terlalu jauh.
Ternyata, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Chiefs of Staff), Jenderal Mark Alexander Milley, kembali memberi peringatan keras kepada Ukrain.
Berdasarkan insiden di Kremlin, Milley mendesak Kepala Staf Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi, untuk tidak menggunakan senjata kiriman AS untuk melancarkan serangan serupa.
"Jangan gunakan senjata Amerika' dalam serangan semacam itu di Rusia," ucap Milley dikutip VIVA Militer dari The Washington Post.
Menurut Juru Bicara Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika, Kolonel David Butler, sikap Milley ini diambil untuk menghindari konflik antar dua negara raksasa di kemudian hari.