Misteri Hilangnya Jenderal Koruptor China, Dieksekusi Mati Diam-diam?
- Instagram/@kemhanri
VIVA – China kembali digegerkan oleh hilangnya pejabat tinggi negara. Kali ini adalah Menteri Pertahanan, Jenderal Li Shangfu, yang beberapa waktu lalu sempat berkunjung ke Belarus dan Rusia.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, Li diduga terlibat dalam korupsi pengadaan peralatan militer China, dan sedang diselidiki oleh Komisi Inspeksi Disiplin Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Li sendiri terakhir kali disaksikan publik saat memberikan pidato dalam forum keamanan bersama negara-negara Afrika, 29 Agustus 2023 lalu.
Setelah itu, Li juga sempat berkunjung ke dua negara sekutu China, Belarus dan Rusia pada awal September 2023.
Ternyata sepulangnya dari kunjungan tersebut, nama Li masuk dalam daftar pejabat yang dituduh melakukan korupsi di Kementerian Pertahanan China.
Penyelidikan terhadapnya, membuat Li dicekal. Kementerian Pertahanan China bahkan membatalkan rencana lawatan perwira tinggi militer China ini ke Vietnam pada 7-9 September 2023.
Menurut pernyataan sejumlah pejabat Vietnam, alasan Kementerian Pertahanan China mengurungkan jadwal kunjungan Li dikarenakan alasan kesehatan sang jenderal.
Li sendiri baru enam bulan menduduki jabatan barunya sebagai Menteri Pertahanan China, sekaligus Anggota Dewan Negara Republik Rakyat China, menggantikan pejabat sebelumnya, Jenderal Wei Fenghe.
Kasus pejabat tinggi China yang menghilang bukan yang pertama kali terjadi. Terakhir kali terlihat pada 25 Juni 2023, mantan Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, juga mengalami nasib yang sama dengan Li.
Pun dengan Komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLARF), Jenderal Li Yuchao, yang jabatannya dicopot langsung oleh Presiden Xi Jinping pada Juli 2023.
VIVA Militer melaporkan dalam berita 10 Agustus 2023, Li diduga melakukan tindakan monetisasi, dalam pengawasan persenjataan nuklir China.
Korupsi yang merajalela di tubuh pemerintah China, membuat Presiden Xi Jinping geram. Perang terhadap korupsi dilancarkan Xi dengan membentuk Unit Anti-Korupsi Komisi Militer Pusat.
"Kita perlu mendorong disiplin ketat partai dan upaya anti-korupsi ke tingkat yang lebih dalam," ucap Xi dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post.