Lusinan Komandan Militer Ukraina Tewas, Markasnya Dihantam Rudal Termonuklir Rusia
- Telegram/Andrey Rudenko
VIVA – Rudal berkemampuan termonuklir 9K720 Iskander militer Rusia kembali memakan korban. Sebuau video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pos komando pasukan Ukraina hancur dilibas rudal, Senin 11 September 2023.
Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, sebuah video berdurasi 2 menit 51 detik, terlihat bagaimana personel unit militer Rusia menyiapkan serangan rudal 9K720 Iskander.
Namun demikian, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menjelaskan secara rinci di mana serangan itu dilancarkan. Rudal Rusia itu hanya terlihat diluncurkan dari tengah hutan, yang digunakan sebagai taktik kamuflase.
Serangan ini didasarkan pada laporan intelijen militer Rusia, yang menyatakan jika pos komando yang menjadi sasaran tembak adalah tempat berkumpulnya komandan unit militer Ukraina.
Basis Angkatan Bersenjata Ukraina juga menjadi tempat pertemuan sejumlah perwira senior, yang terlibat dalam perlawanan terhadap Operasi Militer Khusus (NVO) Rusia.
Seorang komandan baterai peluncuran rudal Iskander dengan sandi panggil, Konstantin, memastikan jika rudal Rusia mampu menghancurkan target apapun.
Dimulai dari pos komando, pos pengawasan dan pengintaian, gudang senjata, hingga posisi artileri dan rudal musuh yang terletak hingga mencapai jarak ratusan kilometer.
"Posisi awal ditinggalkan dalam waktu sesingkat mungkin. Semakin cepat, semakin aman. Tidak diragukan lagi, kami sedang mengerjakan beberapa opsi untuk mundur dan meninggalkan posisi," ujar Konstantin.
"Berbagai macam tindakan sedang dilakukan, dan selalu ada posisi yang bisa kita ubah Semua personel bertindak terampil, tahu segalanya. Semua keterampilan dipraktikkan hingga otomatis," katanya.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan memastikan keamanan rudal Iskander dari upaya pelacakan yang dilakukan militer Ukraina.
Sistem perlindungan peluncur rudal jelajah jarak pendek 9K720 Iskander dikerahkan dengan pengintaian drone, sistem pengawasan satelit, untuk operasi kontra stasiun radar buatan Barat dan tindakan kelompok sabotase.
"Petugas intelijen kami diberi data dari target yang salah. Semuanya sia-sia. Pasukan rudal dengan tenang, percaya diri dan efektif melanjutkan pekerjaan brilian mereka," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.