Tangan Kanan Erdogan Murka, Turki Bakal Bantai Pasukan PBB Jika Berani Colek Siprus
- dailymail.co.uk
VIVA – Ketegangan antara Turki dan Yunani kembali memanas, setelah Pasukan Pemeliharaan Perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dituding tidak berpihak netral dalam permasalahan Siprus Turki.
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Siprus (UNFICYP) dituding telah melakukan pelanggaran serius, terhadap kedaulatan Republik Turki Siprus Utara (KKTC).
Adalah Penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan, Mesut Hakki Casin, yang melontarkan pernyataan keras terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.
Sikap Casin ini adalah buntut dari bentrokan yang melibatkan anggota kepolisian dan prajurit militer Turki, dengan sejumlah anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Nikosia, 18 Agustus 2023.
Sejumlah polisi dan prajurit militer Turki memukuli anggota pasukan PBB yang bertugas, karena membuat blokade beton dan memarkir mobil di wilayah yang dianggap milik Siprus Turki.
Casin menyatakan bahwa tindakan polisi dan militer Turki murni untuk membela diri. Aksi itu menurut Casin adalah gambaran sikap Turki, yang tidak akan tinggal diam jika kedaulatannya diganggu. Apalagi oleh Siprus Yunani.
Apa yang dilakukan pasukan penjaga perdamaian dalam insiden itu dilihat Casin sebagai bukti, bahwa PBB telah meninggalkan sikap netralnya. Casin bahkan meyakini jika unit itu bekerja di bawah arahan Siprus Yunani.
"Bangsa Turki berdiri teguh bersama Siprus Turki," ucap Casin dikutip VIVA Militer dari Nordic Monitor.
"(Seluruh wilayah) Laut Mediterania adalah milik kami, dan tak seorang pun boleh berpikir untuk mengangkat pedang melawan kami di sana. Mereka (Yunani, Siprus dan sekutunya) sebaiknya tidak melupakan hal ini," ujar Casin.
Apa yang dikatakan Casin berdasarkan insiden yang hampir serupa, yang terjadi 27 silam. Tepatnya pada 1996, seorang pria Siprus Yunani bernama Tassos Isaac, dipukuli hingga tewas oleh warga Siprus Turki.
Setelah itu, seorang warga Siprus Yunani lainnya yakni Solomos Solomou ditembak mati setelah mencoba menurunkan bendera Turki di zona penyangga, yang memisahkan kedua negara.
"Anda pasti ingat, seorang pria mencoba menurunkan bendera (Turki), dan Anda ingat apa yang terjadi padanya," ujar mantan perwira Angkatan Udara Turki itu.