Prediksi Jenderal Kang, Dunia Selangkah Lagi Dilanda Perang Nuklir
- efe.com
VIVA – Menteri Pertahanan Korea Utara (Korut), Jenderal Kang Sun-nam, secara mengejutkan menyatakan jika selangkah lagi dunia akan dilanda perang nuklir.
Pernyataan ini dilontarkan Kang saat menghadiri Konferensi Keamanan Internasional Moskow XI di Moskow, Rusia, Selasa 15 Agustus 2023.
Apa yang diungkap oleh perwira tinggi militer Korea Utara ini tak lepas dari sikap Amerika Serikat (AS), yang dianggap rezim Kim Jong-un mengancam kedaulatannya.
Pada Maret 2023 lalu, militer Amerika Serikat mengerahkan armada tempur yang dipimpin kapal induk USS Nimitz (CVN-68) ke Korea Selatan (Korsel).
Kedatangan Carrier Strike Group 11 ini tak berselang lama usai militer Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik nuklir jarak pendek.
Kemudian di penghujung Juni 2023, pesawat pembom stratregis Boeing B-52 Strarofortress juga ambil bagian dalam latihan gabungan bersama Angkatan Bersenjata Korea Selatan (ROK Armed Forces).
Pada bulan yang sama, Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) juga mengirim kapal selam USS Kentucky (SSGN-726). Kapal selam kelas Ohio itu disebut Kang dipersenjatai dengan 20 rudal balistik nuklir Trident II.
“Sekarang, pertanyaannya bukan apakah perang nuklir pecah di Semenanjung Korea, tapi siapa dan kapan dimulainya,” ucap Kang dilansir VIVA Militer dari Russia Today.
“Amerika telah mengobarkan kebijakan negara yang bermusuhan terhadap Korea (Utara) selama 80 tahun. Mereka secara terang-terangan mengganggu kepentingan keamanan (Korea) Utara dan mendorong situasi di Asia Timur Laut ke ambang perang nuklir," katanya.
Kang bahkan meyebut jika klaim Amerika dan sekutunya untuk menyelesaikan masalah di Semenanjung Korea lewat jalur negosiasi, hanya sebuah omong kosong.
Oleh karena itu, satu-satunya alasan Pyongyang terus mengembangkan persenjataan berkemampuan nuklir adalah pencegahan terhadap perang itu sendiri.
“Kami sangat menyadari fakta bahwa niat agresif AS untuk melucuti senjata nuklir kami dan menghancurkan sistem kami melalui kekerasan tidak dapat diubah sedikit pun,” ujar Kang.