Terbukti Korupsi, Jenderal Pentolan Pasukan Nuklir China Dicopot Xi Jinping
- Wall Street Journal
VIVA – Di tengah meningkatnya ketegangan dengan Taiwan, militer China digegerkan oleh skandal korupsi Komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLARF), Jenderal Li Yuchao.
Unit Anti-Korupsi Komisi Militer Pusat China dikabarkan telah melakukan investigasi terhadap perwira tinggi berusia 60 tahun tersebut.
Li diduga melakukan tindakan monetisasi, dalam pengawasan persenjataan nuklir China.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Fox News, Li dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China, secara langsung oleh Presiden Xi Jinping Juli 2023 lalu.
Pasca digegerkan dengan kasus ini Xi dengan tegas menyatakan, tak hanya militer, Partai Komunis China juga akan menerima pengawasan ketat sebagai upaya pemberantasan korupsi.
"Kita perlu mendorong disiplin ketat partai dan upaya anti-korupsi ke tingkat yang lebih dalam," ucap Xi dikutip VIVA Militer dari South China Morning Post.
Setelah mencopot Li, Xi kemudian menunjuk Jenderal Wang Houbin sebagai komandan baru pasukan roket militer China.
Tak cuma itu, Xi juga mengangkat Jenderal Xu Xisheng sebagai Komisaris Politik Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China, menggantikan Jenderal Xu Zhongbo.
Sejak didirikan pada 2016 silam, pasukan roket militer China mengoperasikan sejumlah gudang rudal nuklir.
Secara keseluruhan, arsenal China dibagi ke dalam rudal jarak pendek, menengah, dan panjang. Pasukan ini memiliki sejumlah pangkalan yang terletak di dekat Selat Taiwan.