Gawat, Dua Senjata Mematikan Tentara Bayaran Rusia Dipakai Pemberontak Sudan

VIVA Militer: Milisi pemberontak Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF)
Sumber :
  • globalwitness.org

VIVA – Meski tengah terfokus pada pelatihan militer Belarus, nama tentara bayaran Rusia, Wagner Group muncul di Perang Saudara Sudan. Menurut kabar terbaru, dua senjata mematikan milik pasukan Yevgeny Prigozhin digunakan oleh pemberontak Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Dalam laporan yang dilansir VIVA Militer dari African Defense Forum, pasukan pemberontak pimpinan Jenderal Hemedti (Mohamed Hamdan Dagalo), menggunakan rudal permukaan-ke-udara portabel dengan drone milik tentara Wagner.

RSF yang pada awalnya kewalahan melawan pasukan Angkatan Bersenjata Sudah (SAF). Akan tetapi dalam empat bulan terakhir, pemberontak RSF secara perlahan mampu mengimbangi kekuatan militer Sudan.

Peningkatan kekuatan milisi RSF tak lepas dari gelontoran suplai senjata berupa rudal portabel dan drone dari pangkalan tentara Wagner Group di Republik Afrika Tengah dan Libya.

VIVA Militer: Rudal permukaan-ke-udara portabel milisi pemberontak Sudan

Photo :
  • militarywire.com

Meskipun kalah telak dalam masalah keuangan, rudal dan drone seakan membangun kemampuan matra udara dalam organisasi milisi RSF. Sebab dengan senjata ini, milisi pemberontak Sudan bisa menjalankan misi pengintaian dan serangan berbasis udara.

Pada Mei 2023 lalu, sebuah jet tempur Mikoyan MiG-29 Fulcrum Angkatan Udara Sudan berhasil ditembak jatuh oleh milisi RSF dengan menggunakan rudal portabel milik tentara Wagner Group.

Kemudian pada Juli 2022, drone milisi RSF juga menyerang infrastruktur sipil termasuk rumah sakit di kota Omdurman. Akibat serangan itu, lima orang warga sipil tewas dan melukai 22 orang lainnya.

Dua pekan berselang, militer Sudan melaporkan bahwa milisi pemberontak Sudan juga menggunakan drone untuk menyerang warga sipil di komunitas al-Azuzab dan Wad Ajeeb, selatan Khartoum. 14 orang tewas dalam serangan itu.

VIVA Militer: Drone tempur milisi pemberontak Sudan

Photo :
  • adf-magazine.com
Sabotase Meningkat, Petinggi Militer NATO Imbau Pebisnis Bersiap Hadapi "Skenario Perang"

Militer Sudan sempat menembak jatuh drone pemberontak pada bulan yang sama, saat melancarkan serangan ke Markas Komando Angkatan Bersenjata Sudan di al-Qadarif.

Setelah dianlisa, drone tersebut dipersenjatai dengan peluru termobarik (TB) air drop kaliber 120 milimeter. Amunisi ini menyerap oksigen dari udara di sekitar, untuk menghasilkan ledakan dengan suhu tinggi dengan radius 20 meter.

TNI Siapkan 514 Titik Lahan Guna Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis Ala Presiden Prabowo

Analis keamanan Sudan, Mohammed Torshin, mengatakan bahwa penggunaan drone oleh RSF menunjukkan bahwa krisis di Sudan dapat menjadi lebih buruk. Jika berlarut panjang, konflik horizontal Sudan dinilai Torshin akan lebih parah dari yang terjadi di Somalia.

"Apalagi jika milisi pemberontak Sudan bisa mendatangkan pesawat tanpa awak buatan Turki atau Iran, dengan teknologi yang lebih canggih," ucap Torshin dikutip VIVA Militer dari The New Arab.

Setahun Operasi di Afrika Tengah, Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-J Minusca 2023 Berhasil Bawa Banyak Penghargaan dari PBB

VIVA Militer: Milisi pemberontak Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF)

Photo :
  • alarabiya.net

"Itu akan mengubah keseimbangan kekuatan dalam konflik. Sudan lebih (parah) dibanding Somalia. Mereka (RSF) mengubahnya menjadi pintu gerbang ke jaringan kriminal dan kelompok teroris, yang secara serius akan mengancam keamanan dan stabilitas kawasan," katanya.

VIVA Militer: Pratu Taufik Nurjaman

Jadi Pasukan Perdamaian PBB, Ternyata Prajurit TNI Ini Kuasai Bahasa Kuno Benua Hitam Abad 18

Bukan bahasa Inggris, Jerman apalagi Jepang..

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024