Dulu Habisi Hitler, Tentara Inggris Ternyata Latih Pasukan Nazi Ukraina
- wsws.com
VIVA – Jejak dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di balik sepak terjang unit Neo-Nazi Ukraina, Batalyon Azov, akhirnya terkuak. Kedua negara itu tak lain adalah Denmark dan Inggris.
Seperti yang diketahui, nama Batalyon Azov menyeruak saat mempertahankan posisinya dalam Pengepungan Mariupol oleh pasukan militer Rusia, 24 Februari hingga 20 Mei 2022.
Unit pasukan ultra-nasionalis militer Ukraina ini bersembunyi di pabrik baja Azovstal, dan melawan tentara Rusia secara sporadis.
Hingga pada akhirnya, pasukan di bawah pimpinan Kolonel Volodymyr Baranyuk dan Letnan Kolonel Denys Prokopenko menyerahkan diri kepada pasukan Rusia.
Metode kejam terhadap warga sipil, jadi alasan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) memburu pasukan Neo-Nazi Ukraina ini. Ternyata, sepak terjang Batalyon Azov tak lepas dari doktrin militer Denmark dan Inggris.
Seorang pejabat Rusia yang identitasnya dirahasiakan, membongkar bukti keterlibatan kedua negara Barat dalam proses pembentukan Batalyon Azov. Sebuah dokumen yang ditemukan di Kedutaan Denmark, tertanggal 21 Mei 2022.
Dalam catatan ini, disebutkan jika para anggota unit Neo-Nazi Ukraina mendapat pelatihan khusus dari pasukan Denmark dan Inggris. Sejumlah nama instruktur juga tertera di dokumen itu.
"Situs-situs ini sebelumnya diselidiki oleh petugas penegak hukum Rusia," ucap sumber tersebut dilansir VIVA Militer dari Sputnik News.
"Materi yang ditemukan di sana secara langsung menunjukkan pelatihan intensif warga Ukraina yang dimobilisasi oleh petugas Barat, menggunakan metode perang kriminal, yang dikuasai pejuang Azov," katanya.
Pejabat itu juga meyakini proses perekrutan dan pelatihan Batalyon Azov diklasifikasikan dalam tindakan rahasia, dengan sandi Operasi ORBITAL.
Para perwira militer Denmark dan Inggris disebut memiliki akses mengetahui segala informasi rahasia, karena memang sengaja diberi oleh otoritas Ukraina.
"Operasi ORBITAL adalah nama kode program Inggris untuk melatih tentara Ukraina dari cadangan mobilisasi. Saya perhatikan bahwa, sebagaimana dinyatakan dalam catatan dokumen," ujar pejabat itu melanjutkan.
"Para perwira (Barat) ini punya akses ke informasi rahasia. Ini menunjukkan bahwa Ukraina telah memberikan akses ke informasi yang merupakan rahasia negara, termasuk dokumen perencanaan mobilisasi," katanya.