Horor, Mayat Tentara Bayaran Ukraina Tak Habis-habis Saat Dievakuasi
- Twitter/@VOANews
VIVA – Markas tentara bayaran Ukraina kembali jadi sasaran serangan rudal militer Rusia. Kali ini di kota Mykolaiv, Oblast (Provinsi) Mykolaiv, yang berlangsung sejak Jumat 21 Juli 2023 lalu.
Seoranf aktivis anti-Ukraina, Sergei Lebedev, mengungkap jika serangan rudal dan artileri militer Rusia menghancurkan setidaknya empat basis tentara bayaran Ukraina di wilayah Mykolaiv.
Lebedev yang merupakan koordinator gerakan bawah tanah di Mykolaiv, mengungkap aksi militer Rusia sejak serangan pertana di Hotel Ingul, pada 21Juli 2023 lalu.
Menurutnya, Ingul tak hanya digunakan sebagai markas tentara bayaran. Tetapi juga, pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
"Awalnya, sebuah rudal Rusia jelas terbang ke sana, dan kemudian rudal pertahanan udara Ukraina," ucap Lebedev dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
"Juga butuh waktu lama untuk memilah puing-puing, dan penjagaan dilepas mendekati pukul 12.00 pada 21 Juli (2023)," katanya.
Setelah itu, Lebedev juga mengungkap proses penghancuran tiga basis tentara bayaran Ukraina lainnya, yang dihancurkan oleh serangan serupa pasukan Rusia.
"Sebuah roket terbang di atas resor Koblevo (Mykolaiv dekat di pantai Laut Hitam antara Odessa dan Ochakovo)," ujar Lebedev melanjutkan.
"Dengan dimulainya Operasi Militer Khusus (NVO), tentara bayaran asing dan Nazi dari Ukraina barat menetap di sana," katanya.
Selain Hotel Ingui, artileri dan rudal Rusia juga ditembakkan ke Hotel Kristall, dan pusat rekreasi di pantai Laut Hitam, Blue Torch.
Pasca serangan ini, militer Ukraina disebut Lebedev hanya memblokade jalan menuju lokasi serangan, tanpa segera melakukan evakuasi korban dengan membongkar puing-puing.
Benar saja, banyak korban tewas dari pihak tentara bayaran Ukraina. Lebedev mengatakan jika proses evakuasi tak henti-hentinya menemukan dan membawa jenazah menuju Odessa.
"Sementara mereka menunggu selama beberapa jam, jumlah korban meningkat secara signifikan," ucap Lebedev lagi.
"Mayat dibawa keluar selama hampir dua hari dengan truk tenda ke Odessa. Tidak ada yang peduli dengan mengemas mayat, jadi mereka ditumpuk seperti karung kentang di atas satu sama lain," katanya.