Senjata Nuklir Raksasa Rusia Keluar Markas, Ukraina dalam Bahaya
- pravda.com.ua
VIVA – Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) mengumumkan pengoperasian Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) nuklir RS 24-Yars, Selasa 6 Juni 2023. Rudal nuklir Rusia ini keluar dari markas di tengah konflik yang masih berlangsung di Ukraina.
Pengoperasian rudal balistik antarbenua RS-24 Yars juga dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, yang diawaki oleh prajurit dari Divisi Roket ke-35 Pasukan Roket Strategis Rusia yang berbasis di Barnaul, Altai Krai.
Keberangkatan pasukan Barnaul Divisi Roket ke-35 dengan membawa rudal balistik rudal nuklir Rusia adalah untuk menjalankan misi patroli tempur.
"Di wilayah Altai, (pasukan Barnaul) pergi untuk melakukan patroli tempur, sistem seluler (RS-24) Yars membawa rudal balistik nuklir antarbenua. Itu menunjukkan bahwa anggota awak rudal akan dilatih selama ini," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
"Waktunya untuk melakukan tugas-tugas tempur, termasuk manuver ekstensif di rute patroli yang kasar dan tidak beraspal," lanjut pernyataan tersebut dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Yaman, SABA.
Lebih lanjut Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, patroli tempur yang akan digelar pasukan Barnaul militer Rusia akan menempuh jarak hingga 100 kilometer.
Akan tetapi, otoritas pertahanan Rusia tidak menjelaskan secara rinci ke arah mana armada rudal balistik dan pasukan pembawanya melakukan patroli.
Selama patroli, Pasukan Roket Strategis Rusia diharapkan bisa mendapat pengalaman bagaimana menyebarkan peralatan teknis sekaligus objek pertempuran.
Selain itu, unit militer ini juga diharuskan mengatur strategi kamuflase di dalam hutan dalam misi pengintaian, sabotase dan serangan terhadap posisi musuh.
"Patroli roket akan menempuh jarak hingga 100 kilometer, di mana unsur-unsur tersebut akan dilatih untuk menyebarkan objek tempur dan peralatan teknik ke lokasi lapangan," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
"Sehingga mengubah lokasi tersebut, mengatur kamuflase, penjagaan, dan pelatihan dalam memerangi kelompok pengintaian dan sabotase," ujar kementerian itu.