Bendungan Raksasa Jebol Dihantam Rudal Ukraina, Bencana Nuklir Ancam Warga Sipil
- ria.ru
VIVA – Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres, mengecam aksi penembakan militer Ukraina ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka, Selasa 7 Juni 2023 dini hari waktu setempat.
Pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) diyakini telah melancarkan serangan rudal ke bendungan pembangkit Listrik Kakhovka. Militer Ukraina diyakini menembakkan rudal balistik OTR-23 Oka, untuk menghancurkan bendungan.
Akibat hantaman rudal, bendungan jebol dan membanjiri 80 desa dan kota di kota Nova Kakhovka, wilayah Kherson.
Guterres menegaskan jika hancurnya bendungan Kakhovka menyebabkan bencana ekologi dahsyat bagi warga setempat. Evakuasi besar-besaran akibat banjir besar, menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah.
"Kita semua telah melihat gambar tragis yang keluar hari ini dari bencana kemanusiaan, ekonomi dan ekologi yang monumental di wilayah Kherson Ukraina," ucap Guterres.
"Kami melihat efeknya di kota Kherson, kota Nova Kakhovka dan 80 kota dan desa lainnya di sepanjang sungai Dnipro," katanya.
Tak sampai di situ, kebocoran reaktor nuklir juga menghantui warga sipil Kherson. Sebab, banjir besar bisa merusak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTB) Energodar yang terletak di Zaporizhzhia.
Seperti yang diketahui, situs nuklir Ukraina itu juga terletak di sisi Sungai Dnipro yang alirannya.
"Banjir besar-besaran, evakuasi besar-besaran dan kerusakan lingkungan. Rusaknya tanaman yang baru ditanam," ujar Guterres dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.
"Dan menambah ancaman terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzia yang merupakan fasilitas nuklir terbesar di Eropa," katanya.
Sayangnya, Guterres menyatakan jika PBB belum bisa memverifikasi kabar jebolnya bendungan Kakhovka secara valid.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memiliki akses ke informasi independen tentang keadaan yang menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga air Kakhovka," ujar Guterres.